Hari Pertama, Prancis Denda 4.095 Warga karena Langgar Lockdown
RIAUMANDIRI.ID, PARIS – Polisi Prancis sejauh ini telah mendenda sebanyak 4.095 warganya pada Rabu (18/3) karena melanggar perintah untuk tinggal di rumah pada hari pertama lockdown. Lockdown bertujuan memperlambat penyebaran virus Corona.
Denda yang dikenakan sebesar 35 euro dan akan meningkat besarannya mulai Kamis (19/3) kemarin.
"Kami telah memulai prosedur dan 4.095 orang telah didenda (karena melanggar aturan)," ujar Menteri Dalam Negeri, Christophe Castaner kepada televisi TF1, Kamis (19/3/2020).
"Denda itu 35 euro (US$38) kemarin, dan sekarang mulai hari ini 135 euro dan bisa naik hingga 375 euro. Itu harus menjadi faktor yang menghalangi orang," tambahnya.
Sejak Selasa siang, orang-orang di Perancis telah dilarang keluar dari rumah mereka selain melakukan perjalanan penting dengan menandatangani dokumen yang menyatakan ke mana mereka akan pergi.
"Tujuan kami adalah untuk melindungi Prancis. Cara terbaik untuk melindungi kehidupan adalah tinggal di rumah," katanya.
Ditanya tentang fakta bahwa banyak orang Prancis di seluruh negeri masih jalan-jalan atau jogging, Castaner mengatakan hal itu diizinkan selama mereka pergi ke luar sendirian.
Presiden Emmanuel Macron mengumumkan lockdown atau penguncian negaranya pada Senin lalu dan berlaku selama 14 hari. Dia mengatakan lockdown yang diberlakukan berbeda dengan di Italia dan Spanyol yang memberlakukan kebijakan itu secara ketat.
"Orang-orang tidak akan tetap terkurung (di rumah), terutama mereka yang tidak akan bekerja, untuk dua minggu ke depan. Tapi tolong hindari melakukannya dalam kelompok," kata Castaner.
"Ini adalah disiplin dan mentalitas kewarganegaraan. Jika perlu kita akan keras dan akan memberi sanksi kepada orang-oran (yang melanggar)," katanya memperingatkan.
Dia mengatakan orang-orang masih bisa keluar rumah untuk kegiatan seperti olahraga, namun tetap diminta menjaga jarak. Hal itu merespons tiga orang Prancis yang kedapatan melakukan meditasi dan yoga di pantai.
"Sebagian besar orang Prancis telah bertanggung jawab dan telah mengubah perilaku mereka. Tetapi ada minoritas yang berperilaku berbahaya," tambahnya.
Prancis berusaha keras menekan wabah virus corona yang telah menewaskan lebih dari 260 orang dan menginfeksi lebih dari 9.100 orang di negaranya.
Pada hari Rabu lalu, menteri pertahanan Prancis Florence Parly mengatakan pihak militer menyerahkan lima juta masker bedah dari persediaannya sendiri ke kementerian kesehatan.
Langkah ini dilakukan setelah ada keluhan kekurangan alat perlengkapan untuk rumah sakit dan staf medis di garis depan perjuangan melawan virus corona.