Gubernur Akui Perekonomian Riau Terganggu Gara-gara Virus Corona
RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Gubernur Riau Syamsuar mengungkapkan bahwa wabah virus Corona COVID-19 yang menerpa sejumlah daerah di Indonesia, juga ikut mengganggu aktivitas perekonomian di Riau.
"Covid-19 pastinya berdampak pada pertumbuhan ekonomi Riau karena terganggunya sektor pariwisata maupun investasi di Riau," kata Syamsuar di kediaman dinasnya, Jalan Diponegoro Pekanbaru, Rabu (18/3/2020).
Menurutnya, kondisi ini terjadi seiring keluarnya kebijakan pemerintah pusat yang melarang wisatawan asing dari beberapa negara masuk ke wilayah Indonesia, termasuk Riau. Begitu juga sebaliknya, sejumlah negara melakukan hal serupa. Bahkan, Arab Saudi menghentikan sementara pelaksanaan ibadah umrah sampai kondisi kembali normal.
Namun, kata Syamsuar, yang lebih penting saat ini adalah pemerintah daerah fokus melakukan upaya mitigasi atau antisipasi penyebaran virus corona agar tidak ada korban jiwa di Riau.
"Saat ini kita fokus pada upaya pencegahan untuk menyelamatkan masyarakat Riau supaya tidak terkena virus corona. Kalau masalah ekonomi, nanti setelah kondisi kembali normal, kita akan fokus pada peningkatan ekonomi dan investasi," kata Syamsuar.
Di tengah status Riau siaga darurat corona, Syamsuar mengatakan, pihaknya berupaya untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kelangkaan kebutuhan pokok masyarakat.
Terpisah, Kepala Divisi Advisory Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Teguh Setiadi mengungkapkan, gara-gara virus corona, pihaknya akan memangkas angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2020.
"Kita akan lakukan pemangkasan. Awalnya Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2020 sebesar 2,5 hingga 3 persen. Saat ini revisinya masih dibahas," kata Teguh.
Isu virus corona beberapa pekan terakhir menyebabkan menurunnya aktivitas ekonomi, terutama ekspor beberapa komoditas andalan Riau. Selain itu, juga melesunya sektor meeting, incentive, convention and exhibition (MICE).
"Pemerintah sudah mempersiapkan beberapa paket kebijakan, di antaranya insentif pajak sektor manufaktur ditiadakan selama 6 bulan ke depan, dan memberi diskon harga tiket pesawat, dan kebijakan lainnya," kata Teguh.
Reporter: Rico Mardianto