Perusahaan Bir Corona Ketiban Sial Gegara Virus Corona
RIAUMANDIRI.ID, BEIJING – Pabrikan minuman keras Belgia Anheuser-Busch In Bev yang memiliki merek bir Corona mengalami penurunan pendapatan dari penjualan bir di China selama 3 bulan pertama di awal tahun ini. Ini menjadi kuartal yang terburuk selama 10 tahun bagi perusahaan.
Virus corona yang menghantam China menjadi biang keroknya. Mengutip Independent.co, Sabtu (29/2/2020) dalam dua bulan terakhir sejak virus menyebar di seluruh China, perusahaan kehilangan pendapatan hingga US$ 170 juta atau berkisar Rp 2,3 triliun (dalam kurs Rp 14 ribu).
Padahal, tiga bulan pertama di awal tahun selalu menjadi kesempatan untuk mengeruk keuntungan secara besar-besaran di China. Pasalnya, masyarakat merayakan tahun baru imlek.
Virus corona telah membuat masyarakat China lebih sedikit untuk keluar rumah. Bahkan gemerlap kehidupan malam di China pun redup. Banyak bar dan restoran yang akhirnya terpaksa tutup.
"Bisnis kami adalah tentang kehidupan malam, pergi bersama teman-teman," kata CEO Anheuser-Busch In Bev Carlos Brito.
Merebaknya virus corona sendiri disebut telah mencapai titik yang mengkhawatirkan, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengingatkan agar semua negara mulai mengambil tindakan pencegahan agresif.
"Setiap negara harus siap untuk kasus pertamanya, kelompok pertamanya, bukti pertama penularan komunitas dan untuk menangani penularan komunitas yang berkelanjutan. Dan itu harus mempersiapkan semua skenario itu secara bersamaan," kata Ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Jumlah total orang yang terinfeksi corona di seluruh dunia pun kini telah meningkat di atas 80.000 orang dengan 2.700 kematian.
Di Inggris saja, sejauh ini sudah ada 16 pasien yang positif terjangkit corona. Petugas medis pun telah meningkatkan tingkat resiko dari rendah ke sedang untuk wabah ini. Hingga saat ini pun belum ada obat atau vaksin yang diketahui bisa menyembuhkan vaksin ini.