Belum Ada Bala Bantuan Karhutla dari Pusat, Pemprov Riau Andalkan Swasta
RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU – Jumlah titik panas atau hotspot di wilayah Riau akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mencapai puluhan titik pada Kamis (27/2/2020) pagi kemarin. Dari pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, hotspot terpantau 43 titik, dengan level confidance diatas 70 persen 30 titik.
Paling banyak level confidance di atas 70 persen berada di Kabupaten Kepulauan Meranti 19 titik dan Kota Dumai sebanyak 11 titik. Daerah lainnya yang terpantau di Kabupaten Pelalawan 2 titik dan Bengkalis 4 titik.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger mengatakan, seluruh tim Satgas Karhutla di Kabupaten/Kota telah melaksanakan tugas memadamkan karhutla yang terpantau di atas.
“Kita terus melakukan pemadaman di lokasi karhutla. Bersama BPBD Kabupaten/Kota dan tim Satgas Karhutla,” ujar Edwar Sanger.
Sementara itu, Gubernur Syamsuar meminta bantuan perusahaan untuk melakukan water bombing di wilayah terjadi karhutla. Hal itu lantaran hingga saat ini belum ada bantuan dari pemerintah pusat untuk menanggulangi bencana tersebut, baik untuk water bombing maupun untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Gubri sendiri mangakui bahwa ada sebanyak 43 hotspot terpantu di Provinsi Riau. Titik panas terbanyak berada di Kepulauan Meranti 24 titik panas. Terutama di Pulau Rangsang, Kepulauan Meranti.
"Kepulauan Meranti. tadi pagi, sesuai permintaan pemerintah di sana, meminta bantuan peralatan pemadam kebakaran," ujar Gubri.
Gubri mengaku, untuk mengatasi kebakaran di pulau terluar itu pihaknya juga sudah meminta kepada perusahaan swasta untuk melakukan water bombing.
"Yang jelas bantuan water bombing dari perusahaan yang ada di Riau ini. TMC belum sampai sini, dan bantuan helikopter dari BNPB untuk water boming juga belum," kata Gubri.
Reporter: Nurmadi