RIAUMANDIRI.ID, PUCUK RANTAU - Masyarakat yang berada antara Desa Kampung Baru Ibul dengan Desa Pangkalan, Kecamatan Pucuk Rantau, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, mengeluhkan kondisi jalan menuju jembatan sepanjang satu kilometer rusak parah.

Jalan itu terendam air dan berlumpur di kala hujan, serta tidak bisa dilewati oleh masyarakat. "Bila terjadi hujan lebat, maka air Sungai Lingkue yang berada di daerah tersebut akan meluap," ungkap Camat Pucuk Rantau, Harjunaidi, Kamis (23/1/2020).

Sehingga katanya satu-satunya jalan alternatif bagi masyarakat yang melintasi daerah tersebut, harus mencari jalan ke Kebun sawit yang berada di daerah tersebut.

"Kalau jalan plasma Kebun sawit PT Tri Bhakti Sarimas (PT. TBS) memang bisa, tapi kan masih jalan tanah dan mendaki, memang terhindar dari jalan becek (penuh lumpur di kala musim penghujan), dan lagi dinilai agak jauh dari yang ada sekarang," ujarnya.

Menurut Camat, sebenarnya jalan antara Desa Pangkalan menuju ke Desa Kampung Baru Ibul ini merupakan jalan provinsi (Yang akan dibangun Rigid Beton) menuju ke Simpang PT IFA di Kabupaten Indragiri Hulu.

Karena telah lama masyarakat merasakan jalan penuh lumpur di kala musim penghujan, maka berharap juga kepada Pemkab Kuansing untuk memperbaikinya.

"Kita berharap kepada Pemkab untuk memperbaiki nya, dan akan diusulkan melalui Musrenbang Kecamatan di Pucuk Rantau nanti," tuturnya.

Sebagaimana yang terjadi pada Selasa Malam hingga Rabu, saat hujan mengguyur dengan lebatnya, masyarakat tidak bisa melewati jalan ke jembatan tersebut, karena air Sungai Lingkue meluap dengan ketinggian sekitar setengah meter.

"Karena jalan menuju jembatan itu sangat rendah, sehingga air melewati jembatan," katanya.

Namun, pada Rabu malam air Sungai Lingkue sudah kembali surut, dan tidak ada rumah warga yang terendam.

Namun demikian diakuinya beruntung karena masih ada akses lewat kebun plasma akses warga tidak terlendala saat jalan itu tetkena banjir kaena masih bisa melalui jalan alternatif ini.

Sumber : R24/KTC)

Editor : Nandra F Piliang