Kenali Gejala dan Penanganan Saraf Terjepit Serta Pengobatannya
RIAUMANDIRI.ID - Seseorang yang mengalami saraf terjepit bisa diserang rasa sakit yang tak tertahankan, sehingga terkadang memerlukan obat untuk meredakannya. Ada beragam obat saraf kejepit dengan cara kerja yang berbeda-beda.
Agar hasilnya maksimal, obat saraf kejepit kadang perlu dikombinasikan dengan metode pengobatan lain.
Meski saraf terjepit sering dikaitkan dengan saraf tulang belakang, kondisi ini juga bisa terjadi pada sejumlah saraf lainnya, seperti saraf median di pergelangan tangan (carpal tunnel syndrome), saraf ulnaris pada siku, saraf peroneal pada tungkai dan lutut, serta saraf lateral femoral cutaneous pada paha.
Ketahui Penyebab dan Gejala Saraf Terjepit
Saraf terjepit merupakan kondisi ketika saraf tertekan oleh jaringan di sekitarnya, seperti tulang, tulang rawan, tendon, ligamen, atau otot. Kondisi ini tentu mengganggu fungsi saraf dan menimbulkan beragam gejala, mulai dari nyeri, kesemutan, hingga mati rasa di area tertentu
Munculnya tekanan pada saraf sering dipicu oleh gerakan yang dilakukan secara berulang atau berada dalam satu posisi yang sama untuk jangka waktu lama, contohnya menekuk siku saat tidur.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya saraf terjepit adalah:
- Berat badan berlebih
- Kehamilan
- Cedera akibat kecelakaan atau olahraga
- Radang sendi
- Tekanan pada bagian tubuh tertentu akibat gerakan berulang atau posisi tubuh
Pilihan Obat Saraf Terjepit dan Penanganan Lainnya
Jika Anda mengalami saraf terjepit, ada beberapa obat yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri yang merupakan gejala utama dari saraf terjepit, yaitu:
1. Antiinflamasi nonsteroid
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) merupakan kelompok obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi rasa nyeri akibat saraf terjepit. Contoh obat golongan ini adalah ibuprofen dan naproxen.
2. Antiinflamasi steroid (kortikosteroid)
Obat ini juga dapat diberikan kepada penderita saraf terjepit untuk mengurangi nyeri. Kortikosteroid tersedia dalam bentuk obat yang diminum atau disuntikkan. Contohnya adalah prednison dan prednisolone.
3. Antikonsulvan
Selain dikenal sebagai obat untuk mengatasi kejang, antikonsulvan juga bisa digunakan untuk meredakan nyeri saraf, termasuk saraf terjepit. Beberapa contoh obat antikonsulvan adalah carbamazepine, oxcarbazepine, dan lamotrigine.
4. Antidepresan
Meski umum digunakan oleh pasien penderita gangguan psikologis, antidepresan dapat diresepkan oleh dokter untuk meredakan nyeri saraf. Beberapa contoh obat antidepresan adalah antidepresan trisiklik, serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs), dan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).
Selain memberikan obat, dokter mungkin akan menyarankan metode pengobatan lain untuk meredakan nyeri akibat saraf terjepit. Dua metode pengobatan yang umum dilakukan dalam penanganan saraf terjepit adalah:
Fisioterapi
Dalam terapi ini, fisioterapis akan mengajarkan latihan peregangan maupun penguatan otot-otot di area saraf terjepit. Tujuannya adalah untuk mengurangi tekanan pada saraf, serta memperbaiki atau mengembalikan fungsi fisik.
Operasi atau pembedahan
Jika saraf terjepit tidak juga membaik dengan obat-obatan dan fisioterapi, maka dokter bisa saja merekomendasikan operasi saraf terjepit untuk menghilangkan tekanan pada saraf. Jenis operasi atau pembedahan pun bervariasi, tergantung pada lokasi saraf yang terjepit.
Selama Anda mengalami saraf terjepit, biasanya dokter akan menyarankan Anda untuk mengurangi aktivitas yang bisa memperparah kondisi. Selain itu, Anda juga tidak disarankan untuk mengonsumsi obat saraf terjepit tanpa sepengetahuan dokter.
Jadi, jika Anda mengalami nyeri, kesemutan, atau keluhan lain pada punggung atau bagian tubuh tertentu akibat saraf terjepit, periksakanlah ke dokter agar dapat diberikan pengobatan yang aman dan sesuai dengan kondisi Anda.