Buka Festival Perang Air, Wabup Meranti Said Hasyim: Selamat Pulang Kampung dan Selamat Bergembira
RIAUMANDIRI.ID, MERANTI - Wakil Bupati Kepulauan Meranti H Said Hasyim, membuka secara resmi Festival Perang Air (Cian-Cui) Tahun 2020. Pembukaan event wisata peraih penghargaan Pesona Indonesia Kategori Wisata Terpopuler tersebut dipusatkan di halaman Hotel Grand Indo Baru, Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Senin (27/1/2020).
Turut hadir dalam acara ini Kabiro Kesra Sekdaprov Riau H Masrul Kasmi, Presiden Institute Otonomi Daerah Prof Dr Djohermansyah Johan, Ketua DPRD Meranti Jack Ardiansyah, Penjabat Sekdakab Meranti Bambang Supriyanto, SE, MM, Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Taufik Lukman, Danramil Selatpanjang Mayor Inf Irwan, Kadis Pariwisata Meranti Rizki Hidayat, Danposal Selatpanjang Letda Jery Hendra, Kepala Imigrasi Selatpanjang, tokoh masyarakat, dan ribuan perserta yang mengikuti Festival Cian Cui yang telah mendunia.
Seperti disampaikan oleh Ketua Panitia yang juga salah seorang pencetus event Perang Air di Meranti Uyung Meranti, event Perang Air yang lebih dikenal dengan sebutan Cian-Cui ini telah dilaksanakan sejak tahun 2013 lalu, event Perang Air ini sengaja diangkat untuk memelihara dan melestarikan serta menumbuhkembangkan potensi wisata daerah yang mendunia.
Mengawali sambutannya Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasyim mengucapkan selamat pulang kampung kepada warga Tiong Hoa Meranti dari seluruh penjuru dunia, seperti diketahui Ivent Cian Cui acapkali dijadikan moment balik kampung warga Tiong Hoa asal Meranti dari berbagai penjuru dunia. Dari catatan Dinas Pariwisata Meranti tiap tahun sedikitnya 25 ribu wisatawan masuk ke Kota Selatpanjang, mereka berasal dari Tiongkok, Malaysia, Singapura, Australia dan lainnya.
"Selamat datang, selamat balik Kampung kepada Saudara Tiong Hoa, mari bersukaria dalam acara Cian Cui ini," ucap Wabup yang disambut gembira oleh semua peserta.
Lebih jauh dikatakan Wakil Bupati, sebagai warga Meranti kita harus berbangga karena daerah ini telah dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Yakni event Wisata Perang Air yang sudah dikenal sejak dahulu kala oleh masyarakat Meranti.
Kearifan Lokal
Diceritakan Wabup, Perang Air sudah dikenal oleh masyarakat Meranti sejak tempo dulu untuk mengekspresikan kegembiraan perayaan Idul Fitri dengan melakukan siram-siraman air, berangkat dari kebiasaan itu kini oleh masyarakat Tiong Hoa kembali disemarakan dengan nama Cian Cui yang bertepatan dengan perayaan Imlek.
"Jadi Perang Air ini tidak ada hubungan dengan ritual keagamaan tetapi lahir dari kearifan lokal yang merupakan kebiasaan masyarakat sejak puluhan tahun lalu yang dikemas sedemikian rupa oleh masyarakat Tiong Hoa dan kebetulan bertepatan dengan perayaan Imlek," jelas Wakil Bupati.
Untuk itu ia berharap kepada seluruh masyarakat Meranti khususnya peserta Perang Air, untuk dapat menjaga Ivent tersebut dengan baik tidak menodainya dengan hal yang negatif. Dan Pemkab. Meranti sendiri ditegaskannya siap mendukung kegiatan ini dan berharap kepada Dinas terkait untuk semakin mengembangkannya.
"Ke depan kita akan meningkatkan lagi kualitas perang air ini, untuk itu mohon dukungan dari seluruh lapisan masyarakat untuk mensukseskannya," Harap Wabup.
Tak lupa Wabup juga mengajak seluruh masyarakat dari berbagai golongan untuk bersatu padu dalam kebinekaan bersama-sama membangun Meranti melalui pelaksanaan berbagai ivent wisata di Kepulauan Meranti.
Sekedar informasi, Perang Air telah berhasil menciptakan kegembiraan bagi seluruh warga Kepulauan Meranti, baik yang berasal dari suku Melayu atau Suku Tiong Hoa dan suku lainnya. Semuanya berbaur menjadi satu bersuka ria menikmati suasana Perang Air yang hanya dilaksanakan sekali dalam setahun.
Dampak dari Perang Air ini sangat luar biasa bagi perekonomian di Meranti dimana Hotel Hotel penuh, rumah makan dan transportasi becak ramai, tiket kapal habis, serta pusat pusat perbelanjaan ramai dan tentunya ini sangat menguntungkan bagi masyarakat.
Dan Cian-Cui telah menjadi ivent terunik di dunia itu, karena merupakan satu-satunya di Indonesia dan hanya ada dua didunia, Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti dan Thailand. Hebatnya lagi, jika di Thailand hanya berlangsung satu hari, di Meranti digelar hingga satu minggu penuh yang dimulai sejak perayaan Imlek atau tahun baru cina. Kegiatan Perang Air atau Cian-Cui di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, dimulai pada sore hari tepatnya pukul 16.00 Wib-17.30 Wib.
Dalam perang Air itu kelompok warga berkeliling kota menggunakan becak motor dan ada juga yang menanti korbanya dipinggir-pinggir jalan protokol sambil menyandang senjata air seperti jalan Ponegoro, Kartini, Imam Bonjol dan Teuku Umar. Siapapun yang melewati jalan tersebut tak luput dari sasaran tembak warga lainnya hingga basah kuyup, hebatnya tak ada emosi dalam ivent ini kelompok warga maupun perorangan yang melakukan aksi itu sudah siap untuk ditembak dan menembak, hebatnya lagi semakin basah kuyup suasana menjadi semakin seru dan semarak.
Setiap tahunnya, warga keturunan Tiong Hoa dari berbagai daerah di Indonesia bahkan manca negara berbondong bondong mendatangani Kota Selatpanjang untuk mengikuti Cian-Cui atau hanya sekedar untuk menyaksikan ivent terunik di dunia ini. Dari informasi dari Dinas terkait jumlah wisatawan yang datang ke Meranti saat Ivent itu mencapai 20 ribuan orang. Biasanya para wisatawan yang sudah pernah mengikuti perang air di Selatpanjang tak akan melewati ivent ini ditahun tahun berikutnya.