Ukraina Tuntut Kompensasi dan Hukuman Terhadap Iran atas Penembakan Pesawat Sipil
RIAUMANDIRI.ID, Kiev - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menuntut agar otoritas Iran menghukum mereka yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat maskapai Ukraina yang menewaskan 176 orang. Zelensky juga menuntut Iran untuk membayar kompensasi atas tragedi itu.
"Kami mengharap Iran untuk membawa yang bersalah ke pengadilan," tulis pemimpin Ukraina itu dalam postingan di Facebook seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (11/1/2020). Zelensky juga menuntut pembayaran kompensasi dan pemulangan jasad para korban.
"Kami berharap penyelidikan akan dilakukan tanpa penundaan yang disengaja dan tanpa hambatan," ujar Zelensky. Dia juga menuntut permintaan maaf resmi dari pemerintah Iran dan "akses total" ke penyelidikan bagi 45 pakar Ukraina yang dilibatkan dalam penyelidikan tragedi itu.
Militer Iran hari ini mengakui telah menembak jatuh pesawat Ukraine International Airlines secara tak sengaja pada Rabu (8/1) pagi waktu setempat, beberapa jam setelah melancarkan serangan rudal ke dua pangkalan militer di Irak yang menjadi markas pasukan Amerika Serikat. Serangan ke pangkalan militer AS itu sebagai pembalasan atas tewasnya jenderal Iran, Qassem Soleimani dalam serangan udara AS di Baghdad, Irak beberapa hari sebelumnya.
Data penerbangan menunjukkan pesawat Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan PS752 itu lepas landas secara wajar dari Bandara Internasional Imam Khomeini Teheran pada Rabu (8/1) pagi, sekitar pukul 06.12 waktu setempat. Saat itu pesawat hendak mengudara menuju ibu kota Kiev, Ukraina.
Masalah serius muncul sekitar dua menit kemudian, saat pesawat jenis Boeing 737-800 itu berada di ketinggian 8 ribu kaki (2.400 meter) dan berhenti mengirimkan data. Rekaman video yang muncul di internet menunjukkan pesawat terbakar sebelum jatuh ke daratan dan memicu bola api serta ledakan.
Pesawat diketahui membawa 176 orang yang terdiri atas 167 penumpang dan 9 awak pesawat. Semuanya dipastikan tewas. Data dari otoritas setempat menyebut pesawat itu membawa 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman dan tiga warga Inggris.