Jumlah Stunting di Riau Capai 16.275 Anak
RIAUMANDIRI.ID PEKANBARU - Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provins Riau per 32 Desember 2019, jumlah anak kerdil (stunting) pada anak berusia di bawah lima tahun mencapai 10.9 persen.
"Data tahun 2018 tercatat jumlah balita sebanyak 627.78 orang. Di tahun 2019 sudah berubah menjadi 601.000 jiwa," kata Kepala Dinas Kesehatan Provins Riau Mimi Yuliani Nazir kepada Riaumandiri.id, Kamis (9/1/2020).
"Menurun karena anak yang berusia 5 tahun di tahun 2018 sudah tidak dikatakan balita lagi di tahun 2019," sambungnya.
Dia menjelaskan, tim puskesmas kabupaten/kota telah melakukan pengukuran berdasarkan ukuran Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) terhadap anak-anak berumur 5 tahun ke bawah yang berjumlah 601.000 orang tersebut.
Dari jumlah tersebut, yang melakukan pengukuran berdasarkan EPGBM baru berjumlah 149.280 orang.
"Jadi ini baru 24.8 persen yang baru diukur, baru seperempatnya," ujarnya.
Dari hasil pengukuran tersebut, didapati anak balita yang tinggi badannya tidak sesuai usia atau stunting berjumlah 16.275 orang.
"Dari pengukuran dan perhitungannya, maka didapat jumlah anak balita di Provinsi Riau yang terkena stunting 10.9 persen," katanya.
Angka stunting di Provinsi Riau tergolong tinggi. Untuk itu, Mimi mengajak masyarakat Riau lebih memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi keluarga khususnya ibu hamil dan bayi.
"Untuk menekan jumlah stunting di Riau, mari perhatikan pola makan kita. Stunting terjadi diakibatkan pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur," kata Mimi.
Selain itu, dia menganjurkan ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah agar pertumbuhan bayi yang dikandungnya tidak terganggu.
Mimi menambahkan, pada 2018 daerah yang menjadi lokus penanganan intervensi stunting yaitu Kabupaten Rokan Hulu, 2019 ditambah Kabupaten Kampar, dan 2020 Meranti, Pelalawan, dan Rokan Hilir.
"Di tahun 2021 semua kabupaten menjadi lokus pengangan intervensi stunting," kata Mimi.
Reporter: Rico Mardianto