Forum Guru Besar Tunjuk UIR Tuan Rumah Konferensi International Berbahasa Indonesia

Forum Guru Besar Tunjuk UIR Tuan Rumah Konferensi International Berbahasa Indonesia

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU – Universitas Islam Riau kembali dipercaya menjadi tuan rumah seminar international. Kepercayaan itu datang dari Forum Dewan Guru Besar Indonesia yang keanggotaannya terdiri dari ratusan perguruan tinggi negeri dan swasta di Tanah Air.

Seminar dengan tagline "Maju Bersama Kita Berjaya" digelar pada 8-9 April di Kampus UIR Jalan Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru. Diantara keynote speakers yang menyampaikan paparan akademis berasal dari universitas terkemuka di Korea, Malaysia, Thailand, Singapura, Brunai Darussalam termasuk Finlandia. Semua keynote speakers dan peserta menggunakan bahasa Indonesia.

Menurut Ketua Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) Prof Dr Mursalim, seminar ini adalah yang pertama dilakukan FDGBI sejak forum terbentuk tahun 2017. Pertama pula dipercayakan kepada universitas swasta (UIR). Ia yakin, UIR mampu menghelat kegiatan akbar ini.


''Sebagai universitas tertua di Pulau Sumatera dengan jumlah mahasiswa lebih dari 27 ribu, UIR memiliki banyak pengalaman jadi tuan rumah. Faktor lain karena bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu di daerah ini. Jadi, kami ingin seminar ini ditaja oleh UIR,'' kata Guru Besar Unhas Makasar itu usai rapat bersama Panitia di Gedung Rektorat UIR, Senin siang (6/2 2019).

Rapat yang dipimpin Ketua Majelis Guru Besar UIR Prof Dr H Yusri Muna turut dihadiri Rektor UIR Prof Dr H Syafrinaldi, Pembina FDGBI Prof Drs Koentjoro, Sekretaris Senat Universitas Syiah Kuala Prof Dr Ir Marwan, Wakil Ketua FDGBI Prof Dr Suyastie Soemitro Remi, Wakil Sekretaris PDGBI Prof Taskus Suganda, Dosen Universitas Negeri Surabaya Prof Dr H Setya Yuwana, MGB UIR Prof Dr Ir H Hasan Basri, Prof Dr H Thamrin, Wakil Rektor I Dr H Syafhendry dan Wakil Rektor II Dr Ir Asrol.

FGDBI berdiri November 2017 di UGM Yogyakarta. Menurut Pembina Prof Drs Koentjoro, FGDBI hadir untuk memberi pemikiran-pemikiran akademis pada kemajuan bangsa. Salah satunya mendorong Pemerintah menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmiah international. Konferensi international di UIR, kata Guru Besar UGM ini, bagian dari kontribusi FDGBI kepada Pemerintah.

''Ide ini muncul saat Rapat Kerja Nasional FDGBI di Aceh. Pemikirannya bertolak dari keprihatinan kita bahwa banyak akademisi yang kesulitan dengan kenaikan pangkat fungsional karena persyaratan yang terlalu berat. Terutama bahasa Inggris dan menulis di jurnal terindeks scopus. Kita bertanya, apakah kalau ada akademisi yang tak menguasai bahasa Inggris mereka tak berhak mendapat guru besar? Dari sini, kemudian timbul keinginan membentuk FDGBI,'' ungkap Koentjoro.

Sementara kita punya bahasa Indonesia. Bahasa kebanggaan kita, yang dipakai oleh lebih dari 260 juta. Raja Ali Haji mendapat gelar pahlawan nasional termasuk karena perjuangannya dalam bidang bahasa Indonesia. FDGBI, tambah Koentjoro, telah mendeklarasikan supaya bahasa Indonesia menjadi bahasa ilmiah international. 

''Saya berharap, dari konferensi ini terbentuk pula Pusat Kajian Bahasa Indonesia Melayu di Universitas Islam Riau,'' tandas Koentjoro.

Prof Dr Suyastie Soemitro Remi juga berpendapat demikian. Ia menyebut tidak tertutup kemungkinan terbuka pemikiran lain dalam konferensi nanti. Namun outputnya, pemikiran-pemikiran yang berkembang dapat dibukukan. 

''Disamping itu lahir pula jurnal berbahasa indonesia yang diakui international,'' ucap Guru Besar Unpad ini.
 
Rektor UIR Prof Dr H Syafrinaldi mengaku senang ditunjuknya UIR sebagai tuan rumah. Ia mengatakan, konferensi ini sangat luar biasa karena digagas oleh Forum Dewan Guru Besar Indonesia. Bagi Rektor moment berharga ini akan dimanfaatkan sebaik mungkin oleh UIR. Selain untuk silaturahmi juga memperkuat relasi dan mengukir sejarah atas pemikiran-pemikiran para guru besar.

''Riau juga turut bangga sebab konferensi ini sangat besar sekali kontribusi untuk daerah apalagi ending akhirnya terbentuk Pusat Kajian Bahasa Indonesia Melayu. Pusat kajian ini sangat berkesesuaian dengan visi Riau di bidang kebudayaan,'' imbuh Syafrinaldi.

Prof Dr Yusri Munaf mengaku siap menyelenggarakan konferensi. Pihaknya, kata Yusri, dalam satu bulan terakhir telah membentuk panitia mempersiapkan administrasi dan hal-hal tehnis terkait lainnya. 

"Akan kita rencanakan semaksimal mungkin. Alhamdulillah kedatangan para guru besar dalam rapat perdana," ujarnya, Senin (6/1/2020) di Gedung Rektorat UIR memberi semangat bagi panitia untuk bekerja.