Ini Kacamata Khusus yang Harus Dipakai Saat Lihat Gerhana Matahari Cincin
RIAUMANDIRI.ID - Hari ini, gerhana matahari cicin akan melintasi beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengimbau masyarakat untuk menggunakan kacamata matahari dengan filter ND5 (neutral density 5) untuk menyaksikan fenomena itu.
"Gerhana matahari aman dilihat seperti halnya melihat matahari sehari-hari, asal berhati-hati dan jangan memaksakan diri. Mata punya mekanisme refleks terpejam kalau terlalu silau. Untuk bisa melihat matahari secara aman dan nyaman, gunakanlah kacamata matahari," ujar Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin kepada wartawan, Rabu (25/12/2019) malam.
Thomas mengatakan cahaya gerhana matahari cincin atau matahari mempunyai karakteristik yang sama. Namun apabila disaksikan dengan mata telanjang dalam waktu yang lama, itu membahayakan mata.
"Jadi prinsipnya kalau kita hanya sekilas melihat gerhana matahari itu tidak masalah seperti halnya sehari-hari kita melihat matahari. Hanya saja bisa orang melihat gerhana matahari itu ingin detail melihatnya maka cenderung kemudian dipaksakan. Kalau dipaksakan itu sesungguhnya itu yang berbahaya," tutur Thomas.
"Mata itu mempunyai mekanisme refleks ketika melihat objek yang sangat terang. Jadi mata akan segera terpejam, pada saat itu jangan kita paksakan melihat gerhana matahari. Disarankan untuk melihat matahari yang aman itu gunakan peralatan yang memang bisa menyerap sinar matahari secara efisien, yaitu menggunakan kacamata matahari yang bisa menyerap sampai dengan 100 ribu kali atau filter ND5," imbuhnya.
Thomas mengatakan, kacamata matahari yang tidak memiliki filter kurang dari ND5 akan membahayakan mata. Namun jika masih ingin melihat, hanya diperbolehkan selama beberapa detik.
"Karena memang banyak ditemukan di pasaran bahwa banyak kacamata matahari itu tidak sempurna seperti ND5. Tetapi secara umum peralatan yang bisa meredupkan cahaya matahari bisa dipakai tapi tidak bisa berlama-lama, hanya sekilas saja. Untuk beberapa detik masih boleh tapi kalau berlama akan membahayakan," ujarnya.
Sementara itu, bagi warga yang ingin menyaksikan melalui teleskop, pastikan teleskop tersebut telah terpasang filter ND5 pada lensanya. Tanpa pemasangan filter ND di teleskop, Thomas menyebut akan membahayakan mata.
"Untuk teleskop harus ditambah perhatiannya karena fungsi teleskop itu mengumpulkan cahaya, jadi kalau tanpa menggunakan filter di depan teleskop atau bukaan teleskop maka cahaya yang difokuskan bisa membakar eyepiece atau katakan lensa lensa yang biasa untuk kita lihat. Kalau kita lihat dari alat eyepiece teleskop itu bisa membakar mata kita," tegasnya.
Apabila masyarakat ingin menyaksikan gerhana tersebut melalui kamera, Thomas meminta agar memasang filter ND5 pada lensa kamera. Dia mengimbau agar menggunakan lensa tersebut sebelum menyaksikan gerhana matahari cincin.
"Secara umum filter itu harus dipasang di depan. Kalau menggunakan kamera filter harus dipasang di depan lensa," sebut Thomas.
"Secara umum pengamannya hanya filter saja, kalau ingin lebih jelas cukup dibantu dengan teleskop saja atau dengan kamera di-zoom saja untuk bisa melihat gerhana matahari lebih jelas lagi," imbuhnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis 25 kota/kabupaten di 7 provinsi yang disambangi gerhana matahari cincin beserta perkiraan waktu puncak gerhana. Berikut ini daftarnya:
1. Aceh (Sinabang 11.55 WIB, Singkil 12.00 WIB)
2. Sumatera Utara (Sibolga, Pandan, Tarutung 12.04 WIB; Padang Sidempuan, Sipirok 12.06 WIB; Gunung Tua 12.07 WIB, Sibuhuan 12.08 WIB)
3. Riau (Pasir Pengaraian 12.10 WIB, Dumai 12.14 WIB, Bengkali dan Siak Sri Indrapura 12.16 WIB; Selat Panjang 12.19 WIB)
4. Kepulauan Riau (Tanjung Pinang 12.26 WIB, Tanjung Balai Karimun 12.21 WIB, Batam 12.24 WIB, Bandar Seri Bentan 12.26 WIB)
5. Kalimantan Barat (Mempawah dan Singkawang 12.42 WIB, Sambas 12.43 WIB, Bengkayang 12.42 WIB, Putussibau 12.55 WIB)
6. Kalimantan Timur (Tanjungredep 13.10 WIB)
7. Kalimantan Utara (Tanjungselor 13.10 WIB)