Banyak Orang Masuk Islam, PBNU Bentuk Muallaf Center
RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Kepengurusan Muallaf Center Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) resmi dilantik Ketua Gus Wahyu NH. Aly. Prosesi pelantikan berlangsung di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, beberapa hari lalu.
Pelantikan kepengurusan Muallaf Center PBNU dilakukan oleh Wakil Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) Kiai Misbahul Munir yang akrab disapa Kiai Misbah.
Kiai Misbah mengatakan, Muallaf Center PBNU merupakan program unggulan lembaganya. Muallaf Center menjadi wadah bagi mualaf dalam belajar agama.
"Akhir-akhir ini banyak orang, baik berkewarganegaraan Indonesia maupun luar negeri yang memeluk agama Islam melalui PBNU makanya ini dibentuk," ujarnya.
"Setelah pembacaan syahadat, ya selesai. Ada yang nangis, ada yang kejang-kejang. Saya tahu itu. Bahkan ada yang sampai tidak bisa berbicara di hadapan saya sangking terharunya," terang Kiai Misbah.
Namun selama ini, lanjut dia, persoalan muncul karena wadah buat para mualaf belum ada. Padahal mereka harus ditindaklanjuti agar bisa mengajarkan ajaran Islam lebih lanjut. Mereka harus mendapatkan penjelasan seperti dasar-dasar akidah, dasar fikih, dan pokok amaliah.
Di pihak lain, keberadaan mualaf center yang tidak berafiliasi dengan NU menjamur. Jika NU tidak segera membentuk muallaf center NU, nantinya para mualaf ‘dimanfaatkan’ oleh kelompok-kelompok yang suka menyalahkan praktek agama kelompok agama lain.
Pada saat yang sama, ditegaskan KH. Misbahul Munir, apabila pengurus Muallaf Center PBNU dituntut untuk mengikuti Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU). Hal tersebut selain sebagai keharusan, juga sekaligus memperkuat pola ke-NU-annya.
Sementara itu, Ketua Muallaf Center Wahyu Nur Hidayat Aly yang akrab disapa Gus Wahyu mengatakan, Muallaf Center berperan memberikan bimbingan dan menyediakan wadah untuk berkonsultasi bagi orang-orang yang mau masuk Islam atau yang baru masuk Islam.
“Diharap ini bisa memberikan pencerahan keilmuan agama tentang Islam, sehingga bisa mengobati krisis keagamaan yang sedang dihadapi mereka,” kata Gus Wahyu.