Ogah Perang Tarif, Driver Grab dan Gojek Demo Kantor Ojol Maxim
RIAUMANDIRI.ID, SOLO - Dinilai terlalu rendah dalam menerapkan tarif, kantor penyelenggara transportasi online Maxim di Jalan RM Sangaji, Gajahan, Pasar Kliwon, Solo digeruduk pendemo Senin (16/12) siang. Massa yang terdiri dari para driver Gojek dan Grab Solo raya itu memberi tenggat waktu selama tiga hari untuk penyesuaian tarif.
Para pendemo juga meminta penyedia jasa transportasi online asal Rusia itu menghentikan operasionalnya. Aksi demo itu diawali dengan berkumpulnya demonstran di Lapangan Kartopuran, Serengan pada Senin pagi sekitar pukul 10.00 WIB.
Sesaat kemudian rombongan demonstran mulai bergerak ke Kantor Maxim yang ada di Jl RM Sangaji, Gajahan, Pasar Kliwon sambil membawa spanduk bertuliskan 'Menolak Tarif Murah Maxim. Tidak sesuai Permenhub Nomor 12 Tahun 2019.
"Aksi ini menindaklanjuti petisi yang kami layangkan beberapa hari sebelumnya. Karena tidak ada tanggapan kami datangi kantornya," jelas salah seorang driver Gojek, Supardi, 34 di Lapangan Kartopuran sesaat sebelum berangkat, Senin (16/12/2019).
Setibanya di lokasi, massa langsung berorasi dan memblokade akses jalan lingkungan yang ada di sekitar. Arus lalu lintas yang sebelumnya lancar menjadi tersendat selama beberapa saat. Terpaksa aparat harus menerjunkan anggotanya untuk mengamankan jalannya aksi. Beruntung perwakilan massa diberikan kesempatan untuk mediasi dengan pihak manajemen Maxim Solo.
Mediasi dilakukan secara tertutup di dalam Kantor Maxing Solo selama beberapa waktu. Pasca mediasi dengan pijak Manajemen Maxim Solo hingga sekitar pukuk 11.45 WIB, massa langsung memasang spanduk bertuliskan Maxim Disegel. Spanduk tersebut langsung dipasang usai sejumlah perwakilan Gojek dan Grab Soloraya menemukan jalan tengah yang terbaik untuk kedua belah pihak.
"Langsung kita segel dulu kantornya. Tapi mitra maxim masih boleh beroperasi untuk sementara," kata penanggung jawab aksi, Bambang Wijanarko usai mediasi dengan pihak Maxim Solo.
Dalam mediasi itu, pihak Maxim Solo masih diberikan kesempatan untuk menyesuaikan tarif sesuai yang sudah ditentukan. Para driver ojek online ini pun masih memberi kesempatan pada mitra Maxim untuk tetap beroperasi. Oleh sebab itu yang disegel hanya kantor manajemen saja sebagai bentuk kesepakatan.
"Sebenarnya kami bisa segel kantor dan memaksa menutup aplikasinya. Tapi kami masih beri kesempatan sampai tiga hari ke depan," jelas dia.
Sebagai informasi, Maxim adalah startup transportasi online asal Rusia. Maxim berdiri sejak 2003 di kota Chardinsk, Pegunungan Ural.
Maxim diberi waktu penyesuaian tarif. Langsung klik halaman selanjutnya.
Dalam tiga hari ke depan sejak Senin (16/12) siang ini manajemen maxim dituntut untuk bisa menyesuaikan tarif yang sudah di atur dalam Permenhub Nomor 12 Tahun 2019. Sederhananya batasan tarif rata-rata dalam tiap sekali tarikan antara Gojek dan Grab dengan Maxim jauh berbeda. Jika di Gojek dan Grab berkisar antara Rp 7-10 ribu, Maxim menerapkan tarif minimum Rp 2-3 ribu. Konsekuensinya, pelanggan mitra Gojek maupun Grab pindah ke Kami minta manajemen maxim Maxim lantaran lebih murah.
"Tarif minimalnya sebenarnya sama Rp 1.850 per kilometer, tarif atasnya juga sama Rp 2.300 per kilometer. Bedanya di penetapan per empat kilometer awal yang ditetapkan Maxim Rp 3.000 kalau di Gojek dan Grab Rp 7.000-10.000," papar dia
Penanggung jawab Kantor Maxim Solo, Arif Yuda menerima usulan driver ojek online tersebut. Selanjutnya pihaknya akan koordinasi dengan kantor pusat untuk usulan penyesuaian tarif tersebut. "Kantor kami tutup sementara sesuai permintaan kawan-kawan," jelas dia.
Lalu bagaimana jika tiga hari ke depan belum ada keputusan dari kantor pusat, Pihaknya memilih tidak berandai-andai perihal tersebut. "Tunggu putusan pusat dulu. Kita belum bisa berandai-andai," kata Arif.
Untuk mencari solusi terbaik, pihak Maxim juga akan segera konsultasi kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta. Arif berharap pemerintah kota bisa mencarikan solusi terbaik atas masalah tersebut. "Selanjutnya kami akan ikuti bagaimana arahan Dishub agar segera dapat solusi yang lebih baik," beber Arif pada detikcom.
Usai mediasi, massa mulai beranjak meninggalkan lokasi demo. Kendati demikian, massa siap kembali mendatangi Kantor Maxim Solo dengan jumlah yang lebih besar jika permintaan tersebut tidak segera dipenuhi dalam tiga hari ke depan.