Mengenal dan Mengobati Kolesteatoma, Gangguan Telinga yang Bisa Sebabkan Tuli
RIAUMANDIRI.ID - Kolesteatoma adalah pertumbuhan kulit secara tidak terkendali di area telinga tengah atau belakang gendang telinga. Kondisi yang menyerupai tumor ini jangan dianggap remeh karena bisa menyebabkan gangguan pendengaran bahkan ketulian jika tidak ditangani.
Kolesteatoma sering kali dialami oleh orang yang menderita infeksi telinga tengah secara berulang. Sedangkan pada kasus yang tergolong jarang, kondisi ini dialami sejak lahir (kelainan kongenital atau cacat lahir).
Memahami Penyebab Kolesteatoma
Kolesteatoma terjadi akibat adanya gangguan pada tuba eustachius, yaitu saluran penghubung telinga tengah dengan saluran di belakang rongga hidung. Saluran ini berfungsi untuk menyamakan tekanan di dalam dan di luar telinga, serta mengeringkan atau mengeluarkan cairan dari telinga bagian tengah.
Jika tuba eustachius tersumbat, maka tekanan di dalam telinga tengah dapat menarik gendang telinga ke dalam dan membentuk kista yang akan berkembang menjadi kolesteatoma. Kolesteatoma makin lama akan makin membesar akibat penumpukan sel kulit mati, cairan, atau kotoran di dalam kista.
Beberapa faktor yang memicu gangguan fungsi tuba eustachius adalah:
- Alergi
- Flu dan pilek yang sudah parah
- Infeksi sinus (sinusitis)
- Infeksi telinga tengah (otitis media) yang kronis
Gejala umum kolesteatoma adalah adanya lendir dalam telinga yang berbau busuk. Jika tidak diobati, kolesteatoma dapat membesar dan menghancurkan struktur tulang telinga tengah, sehingga menyebabkan gangguan pendengaran. Pada kasus yang sudah parah, kolesteatoma dapat menyebabkan ketulian.
Cara Mengobati Kolesteatoma
Jika kolesteatoma masih tergolong ringan, dokter biasanya hanya akan melakukan pembersihan telinga, lalu memberikan obat tetes telinga dan antiobiotik. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan atau mengeringkan cairan yang mengendap di dalam telinga, serta untuk mengobati infeksi yang mungkin terjadi.
Sedangkan jika pembesaran kolesteatoma sudah parah, maka pengobatan satu-satunya adalah melalui operasi, seperti:
Mastoidektomi
Pada prosedur ini, dokter bedah akan membuka tulang mastoid (tulang belakang telinga) untuk membuang jaringan abnormal atau jaringan yang sudah terinfeksi. Operasi mastoidektomi biasanya memakan waktu kurang lebih 2-3 jam.
Timpanoplasti
Timpanoplasti dilakukan untuk memperbaiki kerusakan pada gendang telinga (membran timpani). Dalam prosedur ini, dokter bedah akan menggunakan tulang rawan atau otot dari bagian lain di telinga untuk mengisi lubang di gendang telinga.
Setelah operasi, beberapa pasien mungkin akan mengalami pusing untuk sementara waktu. Efek samping ini tidak perlu dikhawatirkan karena akan hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari.
Cara Mencegah Kolesteatoma
Untuk menurunkan risiko terkena kolesteatoma, Anda dianjurkan untuk menjaga kesehatan telinga dan membersihkan kotoran telinga dengan cara yang benar, yaitu:
- Bersihkan telinga bagian luar dengan kain lembap, dan hindari mengorek telinga dengan jari, kuku, atau alat pengorek telinga.
- Gunakan obat tetes telinga yang dijual bebas di apotek untuk melunakkan gumpalan kotoran agar mudah dikeluarkan.
- Hindari menggunakan cotton bud untuk membersihkan kotoran telinga, karena justru berisiko membuat kotoran terdorong masuk lebih dalam ke saluran telinga.
Jika Anda sering mengalami penumpukan kotoran maupun cairan dalam telinga, apalagi disertai dengan gangguan pendengaran, segera periksakan ke dokter spesialis THT. Bisa jadi Anda sudah mengalami kolesteatoma, namun masih dalam tahap ringan. Pengobatan harus segera dilakukan untuk mencegah kolesteatoma berkembang semakin parah dan menimbulkan komplikasi yang serius.