Fakultas Ilmu Komunikasi UIR Taja Seminar Internasional, Mengenal Kearifan Budaya Empat Negara
RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - Falkutas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau mengadakan seminar internasional empat negara. Seminar ini diselenggarakan di Aula Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau, Sabtu (30/11/2019).
Seminar internasional empat negara atau focus group discussion four country kali ini dengan mengusung tema “Mengenal Kearifan Budaya Empat Negara”. Tujuan tema ini diangkat supaya memiliki pemahaman kearifan lokal dari berbagai negara. Selain itu juga diharapkan acara ini tidak berhenti di sini, dan harus berkembang secara mandiri.
Seminar yang resmi dibuka oleh Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau, Dr Abdul Aziz ini, turut dihadiri Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Komunikasi, Cutra Aslinda, Wakil Dekan III Eko Hero, dan dosen Fakultas Ilmu Komunikasi.
Narasumber kali ini adalah, Marhalim Zaini, MA, (Kepala Rumah Kreatif Suku Seni Riau, Inodensia), kedua Fais Nikyaka, SIP (Patani, Thailand Selatan), Aisha (Uganda Afrika), dan Ummi binti Ishak (Kamboja).
Para peserta yang hadir di seminar kali ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, mahasiswa se-UIR, dan siswa se-Riau.
Dalam seminar ini, pemateri memaparkan beerapa topic yang di anggab penting, yaitu sejarah, kebudayaan, dan kesenian di negara asal mereka.
Salah seorang pemateri yang berasal dari Patani, Faiz Nikyaka menjelaskan bahwa Patani merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian Thailand Selatan dari negara Thailand.
"Patani juga terdapat beberapa perbedaan dengan Thailand, kalau Thailand memakai bahasa Thailand, namun di Patani memakai bahasa Melayu," jelasnya.
Di samping itu, Indonesia dengan Patani terdapat banyak persamaan, terutama memiliki kesamaan di antaranya penggunaan bahasa yang hampir sama dengan Indonesia, khususnya Riau.
"Patani juga memiliki baju adat yang hampir sama dengan masyarakat Melayu di Indonesia, khususnya Riau," tambahnya.
"Semoga kita semua bisa saling menghormati antara perbedaan, maka peradaban kebudayaan bukan arti membuat kita jauh, tetapi dengan perbedaan itulah akan membuat kita saling menghormati di antara satu sama lain," tutupnya.