Terduga Teroris Ditangkap di Kampar, Ketua Forum BPD Minta Forkopimda Gelar Rakor dengan Kades
RIAUMANDIRI.ID, BANGKINANG KOTA - Ketua Forum Badan Permusyawaratan Desa (F-BPD) Kabupaten Kampar Syofian Dt Majosati, SH, MH meminta Forkopimda untuk menggelar Rapat Koordinasi bersama Kades dalam rangka mengantisipasi kegiatan teroris yang baru-baru ini terungkap beraktivitas di wilayah Kampar.
"Kita sangat prihatin, ada dugaan warga Kabupaten Kampar sudah terpapar paham teroris. Untuk itu kami selaku ketua Forum BPD meminta Kemenag Kampar menginvertarisir ajaran-ajaran yang mengandung unsur radikalisme. Kami juga meminta Bupati dan Forkopimda melakukan rakor dengan Kades se-Kampar," ungkap Syofian, Ahad (17/11/2019).
Rakor ini lanjut Syofian, untuk bisa menghasilkan rekomendasi bagi setiap kepala desa agar menginstruksikan RT/RW maupun Kadus untuk mendata ulang warga di wilayahnya, serta memantau kegiatan warga yang dinilai janggal.
"Semisal adanya aktivitas yang mencurigakan, karena seperti laporan yang kami terima dari BPD setempat, terduga teroris ini melakukan kegiatan yang sebenarnya tidak dilakukan warga Kampar, seperti latihan berenang malam-malam di Sungai Kampar. Mereka juga pergi ke hutan dan melakukan latihan-latihan perang, tapi warga tidak peka dengan kegiatan itu, sehingga kecolongan desanya," ungkapnya.
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri dibantu anggota Polsek Tambang dan Polres Kampar, menangkap lima dari enam terduga teroris di Dusun II, Desa Kuapan, Kabupaten Kampar.
"Densus 88 menangkap lima terduga teroris di Dusun II, Desa Kuapan, Sabtu lalu. Sedangkan seorang lagi melarikan diri," ungkap Syukri, warga Desa Kuapan, Selasa (12/11/2019).
Ia menceritakan, dari kelima terduga teroris yang ditangkap tersebut, satu ditangkap saat berada di warung.
Sementara, empat orang lainnya ditangkap di dalam hutan, tempat mereka selama ini berlatih ilmu perang.
Hutan tempat latihan terduga teroris tersebut berdampingan dengan kebun karet milik warga desa. Syukri menjelaskan, seorang warga setempat, berinisial Ed, ikut juga ditangkap.
Dari rumah Ed, Densus 88 Antiteror membawa pipa paralon, besi-besi serta anak panah. Penangkapan, tuturnya, dilakukan Densus 88 Sabtu (9/11) lalu pukul 13.00 WIB.
"Kami tak bisa masuk ke hutan melihat penangkapan mereka. Jalan ditutup, polisi berseragam dan pakaian sipil menenteng senjata api laras panjang terlibat sangat banyak," cerita Syukri.
Saat penangkapan di akhir pekan tersebut, tuturnya, sama sekali tak terdengar letusan senjata api. Penggeledahan di rumah Ed, ujarnya, dilakukan sekitar 15 menit.
Reporter: Ari Amrizal