Jangankan Beras, Dedak untuk Ayam Saja Susah Didapat
Para petani Bungaraya ibarat pepatah ayam mati di lumbung padi. Pasalnya semua padi yang mereka panen, diborong pedagang beras dari Medan. Akibatnya, warga sendiri kesulitan beras. Jangankan padi, dedak untuk ayam atau itik saja sangat susah didapatkan warga Bungaraya.
Keluhan ini diungkapkan petani kepada Muhtarom, anggota DPRD Siak, saat reses di Kampung Kemuning Muda, Kecamatan Bungaraya kemarin.
"Untuk mengantisipasi agar petani sendiri tidak kesulitan mencari dedak padi untuk makan ayam atau itik, maka kami berharap agar Pemda bisa membeli padi kami. Sehingga padi kami tidak dijual ke luar daerah. Selama ini padi-padi hasil panen para petani semuanya di jual keluar daerah, sehingga kita sangat sulit mencari beras Bungaraya. Jangankan beras, dedak untuk makan ayam atau itik saja sekarang susah untuk mendapatkannya," ungkap Poniman, petani Bungaraya.
Selain itu, petani juga mengeluh soal irigasi di daerah mereka sampai saat ini masih kekeringan. Akibatnya para petani kesulitan dalam melakukan penyemaian padi. Hal ini terungkap dalam reses angoota DPRD Siak yang diadakan di Kampung Kemuning Muda, Kecamatan Bungaraya kemarin,
"Keluhan kami sebagai petani Bungaraya adalah yang paling utama air, karena irigasi yang ada mengalami kekeringan. Sehingga petani tidak bisa melakukan penanaman atau penyemaian padi. Maka dari itu kami berharap agar irigasi yang ada di persawahan kami diperbaiki. Sehingga kami tidak kesusahan lagi mencari air," ujar Poniman.
Menangapi masalah itu, anggota DPRD Siak Muhtarom menilai kinerja Dinas Bina Marga dan Perairan. Kabupaten Siak sangat lamban dalam mengatasi irigasi. Padahal petani sudah lama mengeluh sawahnya kekeringan.
"Saya menilai pihak PU kerjanya sangat lamban, sehingga petani sampai saat ini dari dulu sampai sekarang selalu mengeluhkan air dan irigasipun tidak dapat difungsikan. Sehingga petani hanya mengandalkan tadah hujan saja," ujar Muhtarom.
Dalam mengatasi irigasi di persawahan Bungaraya ini, Muhtarom mendapatkan informasi pihak PU atau BMP Siak telah mengundang orang dari Belanda dan IPB. Nasilnya petani Bungaraya masih juga mengeluh akan langkanya air.
"Percuma saja mengundang orang Belanda, dan IPB untuk meminta desain irigasi untuk sawah di Bungaraya ini. Toh nyatanya tidak berhasil karena mereka tidak tahu sistem persawahan Bungaraya ini. Mendingan orang-orang Bungaraya saja yang tahu persis kondisi persawahan di sini," ungkapnya.
Sementara soal padi Bungaraya yang diborong pedagang Medan, Muhtarom berharap mudah-mudahan ada pengusaha di Siak ini yang bisa menampungnya. ia berharap Pemkab juga membantu agar petani Bungaraya tidak kesulitan lagi dalam menjual hasil padi yang dipanennya," pungkasnya.***