Di Depan OSO, Jokowi Minta Maaf soal Susunan Kabinet
RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta maaf jika ada pendukungnya yang tidak terakomodasi untuk masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju. Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka Musyawarah Besar X Pemuda Pancasila di Jakarta, Sabtu (26/10/2019).
"Mungkin sebagian yang hadir ada yang kecewa. Mohon maaf tak bisa mengakomodasi semuanya," kata Jokowi.
Acara itu turut dihadiri kader Pemuda Pancasila yang juga Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO).
OSO membawa Partai Hanura mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 lalu. Namun, Jokowi belum memberi jatah kursi untuk kader Hanura, baik sebagai menteri, pejabat setingkat menteri, atau wakil menteri. Padahal, parpol pendukung Jokowi lain sudah mendapat jatah, termasuk Partai Solidaritas Indonesia dan Partai Perindo yang sama-sama tak lolos ke parlemen bersama Hanura.
Jokowi mengaku tak bisa mengakomodasi semua pendukungnya masuk kabinet karena kursi menteri yang juga terbatas. "Karena ruangnya hanya 34 (kementerian)," kata Jokowi.
Jokowi pun dalam kesempatan itu mengungkapkan bahwa nama yang diusulkan untuk menjadi menteri di periode kedua pemerintahannya berjumlah lebih dari 300 orang. Oleh karena itu, penyusunan kabinet bukanlah pekerjaan yang mudah.
Jokowi mengatakan, selain mempertimbangkan kapasitas para calon, ia juga turut mengkalkulasi keterwakilan daerah, suku, agama. Ia juga harus menghitung proporsi antara parpol dan profesional.
"Oleh sebab itu, saya sadar mungkin yang senang dan gembira karena tewakili di kabinet itu hanya 34 orang yang dilantik. Yang kecewa berarti lebih dari 266 orang. Artinya yang kecewa pasti lebih banyak dari yang senang," kata dia.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura Bona Simanjuntak sebelumnya mengatakan, sebagai salah satu partai pengusung pasangan Jokowi-Ma'ruf pada Pemilu 2019, wajar pihaknya kecewa karena tak dapat jatah kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju.
"Wajar kalau dari beberapa daerah, beberapa kader kami ada kemarahan, ada kekecewaan bahwa tidak ada semacam penilaian yang khusus untuk Partai Hanura," kata Bona dalam sebuah diskusi di Kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (26/10/2019).
Bona mengatakan, perjuangan Hanura dalam memenangkan Jokowi-Ma'ruf cukup masif, bahkan partainya sampai kehilangan kursi di DPR RI.**