2 Intel TNI Tewas Ditembak
LHOKSEUMAWE (HR)-Nasib mengenaskan dialami dua intel yang bertugas di Komando Distrik Militer (Kodim) 0103/Aceh Utara, Sersan Satu Indra Irawan (41) dan Sersan Dua Hendrianto (36). Keduanya ditemukan tewas dengan sejumlah tembakan mendarat di tubuh mereka.
Jenazah keduanya ditemukan Selasa (24/3), sekitar pukul 09.00 WIB, di waduk Desa Batee Pila, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Lokasi penemuan dua mayat itu hanya berjarak sekitar lima kilometer dari lokasi penculikan.
Kedua korban diculik tak jauh dari rumah Kepala Mukim di Desa Alue Mbang, Kecamatan Nisam Utara, Senin (23/3) sekitar pukul 16.00 WIB.
Ketika itu, kedua korban yang mengenakan pakaian preman, sedang menghadiri kegiatan yang digelar TNI berkaitan dengan program ketahanan pangan.
Kedua aparat pertahanan negara itu diduga diculik belasan orang tak dikenal, yang diduga masuk dalam kelompok bersenjata di kawasan itu. Keduanya tewas setelah diberondong sejumlah tembakan. Sebelum ditembak, keduanya juga diduga kuat sempat mengalami penyiksaan. Dari proses otopsi, ditemukan sejumlah bekas penyiksaan berupa lebam di sekujur tubuh kedua korban.
Hasil penyelidikan di lokasi penemuan jenazah di Desa Batee Pila, ditemukan 15 selongsong peluru. Sebanyak 12 selongsong dari senjata jenis AK-47 dan 3 selongsong dari senjata jenis M-16.
Hingga Selasa sore kemarin, proses otopsi terhadap jenazah kedua korban masih dilakukan Rumah Sakit (RS) Kesrem di Lhokseumawe. Hasil pemeriksaan sementara, setidaknya ada lima tembakan yang mendarat di tubuh kedua korban.
Namun menurut Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Achmad Daniel Chardin, pihaknya belum bisa memastikan berapa peluru yang bersarang di tubuh kedua korban. Hal itu disebabkan proses otopsi masih berjalan. Sehingga dugaan saat ini merupakan perkiraan awal.
"Masing-masing ditembak antara lima hingga enam peluru," terangnya.
Di tubuh Hendrianto ditemukan luka tembakan di kaki dan dada. Sementara di tubuh Indra Irawan luka tembakan terdapat di pipi dan peluru tembus hingga kepala. Ada juga tembakan di tangan kanan dan dada.
Telusuri Motif
Terkait kasus itu, Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayjen TNI Agus Kriswanto, mengatakan, hingga kini TNI belum mengetahui motif penculikan terhadap dua korban.
"Motif pelaku yang saya tahu, dia (pelaku) adalah rakyat. Motifnya mungkin saya bisa menjajaki nanti dan pelaku dari kelompok siapa dan sebagainya mungkin informasi dari polisi," ujarnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, di kawasan Aceh Utara memang sering terjadi penculikan yang dilakukan kelompok bersenjata. Sehari sebelumnya, Panglima Muda Komite Peralihan Aceh (KPA) Pase, Mahmudsyah juga diculik sekelompok orang yang menggunakan senjata laras panjang.
Namun hingga kini belum diketahui apakah penculikan tersebut saling berkaitan atau tidak. Pangdam yang ditanya wartawan apakah motifnya kriminal murni atau politik mengaku belum mengetahui motifnya. "Kasus ini kita serahkan pada hukum," ungkapnya.
Dikejar Sampai Dapat
Dari Jakarta, Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AD, Brigjen Wuryanto menegaskan, pihaknya akan memburu pelaku sampai dapat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dalam hal ini, pihaknya bekerja sama dengan pihak Kepolisian.
"Kita kejar sampai dapat. Kita bekerja sama dengan Polda Aceh untuk penyidikan dan mengejar pelaku penculikan dan pembunuhan terhadap anggota Kodim kami yang sedang bertugas," tegasnya.
Senada dengan Danrem, Wuryanto mengakui pihaknya belum mengetahui motif aksi penculikan itu. Penyelidikan kini sedang dilakukan untuk mengungkap apakah kejadian tersebut merupakan masalah pribadi, atau berkaitan dengan tugas. "Masih dalam penyelidikan. Kita dalami semua kemungkinan," kata Wuryanto.
Pulang dari Rumah Mukim
Terkait kronologi kasus itu, Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Agus Kriswanto menuturkan, keduanya diculik para pelaku saat pulang dari rumah Kepala Mukim Desa Alumbang.
"Korban ke rumah Kepala Mukim yang bernama Daud untuk bersilaturrahmi karena mereka sudah lama kenal," terangnya.
Setelah bertamu, keduanya berpamitan untuk pulang. Setelah berjalan sekitar 300 meter dari rumah kepala mukim, keduanya didatangi kelompok bersenjata yang diperkirakan berjumlah 15 orang. Saat itu korban dibawa pelaku ke arah Desa Sido Mulyo, Kecamatan Kuta Makmur. Selanjutnya, pada Selasa pagi kemarin, keduanya ditemukan tewas dengan luka tembak di sekujur tubuh.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Iskandar Muda Letkol Inf Machfud, mengatakan, kedua anggota TNI yang diculik tersebut hanya bertamu ke rumah kepala mukim. Machfud juga membantah informasi yang menyebutkan keduanya tengah memonitor kelompok bersenjata yang sering berkeliaran di sana.
"Tidak ada lagi monitor-monitor kelompok bersenjata, sekarang Aceh sudah damai," kata Machfud.
Pada Selasa sore kemarin, kedua korban langsung dimakamkan dengan upacara militer.
Sebelum dimakamkan, jenazah keduanya disalatkan di masjid. Puluhan warga dan rekan korban terlihat ikut menyalatkan. Sementara pihak keluarga terlihat tak kuasa menahan duka atas kepergian kedua korban.
Seterusnya jenazah dibawa dengan mobil menuju lokasi pemakaman yang berada di di dua lokasi terpisah. Jenazah Sersan Satu Indra Irawan (41) dimakamkan di TPU Desa Pulogading, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara. Sedangkan jenazah Sersan Dua Hendrianto (36) dimakamkan di TPU Desa Kutablang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. (bbs, dtc, kom, ral, sis)