Rokok Elektrik Makin Banyak Telan Korban, Jumlahnya Sampai Ratusan
RIAUMANDIRI.CO - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Anne Schuchat mengungkapkan, ada 18 orang yang dikonfirmasi meninggal karena penyakit yang berkaitan dengan rokok elektrik (vape) di 15 negara bagian.
Wakil Direktur Utama CDC, Anne Schuchat menyampaikan, angka kematian dari 1.080 laporan penyakit paru-paru yang muncul akibat rokok elektrik pun meningkat. Ribuan kasus itu berasal dari 48 negara bagian AS dan Kepulauan Virgin.
“Kami belum melihat penurunan yang signifikan dari kasus-kasus baru,” kata Schuchat mengenai hasil investigasi terbaru pemerintah, dikutip dari Sputnik News. Bahkan, terjadi peningkatan kasus hingga 275 buah selama seminggu terakhir ini.
Tak hanya itu, terdapat 578 kasus yang jelas-jelas berkaitan dengan zat kimia yang dihisap, seperti rokok elektrik, nikotin, dan ganja. Bahkan, 78 persen pasien mengaku telah menggunakan produk THC, bahan aktif dalam marijuana. Sementara, 17 persen lainnya menggunakan produk nikotin secara ekslusif.
Data itu berasal dari sejumlah negara bagian, termasuk New York, Michigan, dan San Fransisco. Kini, AS gencar melarang penjualan rokok elektronik dengan aroma guna menekan angka kematian yang disebabkan oleh kebiasaan vaping.
“Kami tak bisa membiarkan penduduk, khususnya anak muda, terkena dampak buruk dari rokok elektronik,” ujar Trump beberapa waktu lalu.