Begini Sosok Dosen AB Pemilik Bom di Mata Kolega dan Mahasiswanya
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) berinisial AB dikenal dermawan dan punya kepedulian sosial tinggi. Sosok AB yang demikian membuat sebagian kolega, kerabat, dan mahasiswa IPB tidak langsung mempercayai kabar penangkapannya. Apalagi, dengan tuduhan akan membuat rusuh aksi Mujahid 212 dan kepemilikan bom molotov.
Linda, misalnya, dosen di Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB ini mengaku banyak mendapat 'pelajaran kehidupan' dari sosok AB.
Ia mengaku sudah mengenal AB sebelum menjadi dosen di IPB. Tepatnya sejak 2003 ketika menjadi mahasiswa di FEM IPB.
"Kalau mengajar dulu waktu saya jadi mahasiswa ya tidak ngantuk gitu, malah (beliau) jadi dosen yang ditunggu-tunggu," kata Linda, Rabu (3/10/2019).
Ia menuturkan AB sering melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dan penelitian. Sontak, saat informasi penahanan AB tersebar di grup WhatsApp dosen, meninggalkan tanda tanya besar di kalangan dosen FEM IPB.
"Kami langsung kontak beliau, tapi sudah tidak bisa dikontak lagi. Telepon, dan apapun," imbuh Linda.
Kepala Departemen Manajemen IPB Wita Juwita Ermawati juga melihat sosok AB sebagai dosen baik. Ia mengatakan AB seringkali mendapat penilaian tertinggi dari mahasiswa.
Kendati demikian, Wita menerangkan hanya mengenal AB dalam lingkup akademik. Ia tidak mengetahui hubungan AB dengan sosok di luar institusi pendidikan.
"Kiprah beliau di luar itu, memang di luar sepengetahuan. Artinya beliau dalam konteks tiga poin (tridharma) itu sangat baik," kata Wita.
"Kami prihatin sekali, dan kaget lah ya," jelasnya.
Saat hendak ditemui CNNIndonesia.com di kampus IPB, hampir seluruh dosen yang mengajar di FEM tidak ada di tempat. Mereka disebut sedang menjenguk AB yang dalam masa penahanan 20 hari di Polda Metro Jaya.
Mereka ingin mengetahui kondisi dosen yang telah mengabdi di IPB lebih dari 30 tahun itu, serta menghibur AB yang berada dalam tahanan.
"Kami dosen-dosen kan memang sangat dekat dengan beliau, jadi sangat ingin untuk menjenguk, walaupun belum semua bisa ya saat ini," jelas Wita.
Belakangan ini diketahui, AB kerap menjadi pembicara dan motivator di sejumlah daerah. Baik dalam kegiatan yang berhubungan dengan kampus IPB dan yang tidak.
"Sehari-hari dia termasuk dosen yang sangat baik, suka menolong, kemudian aktif sebagai motivator dan kemudian sangat menginspirasi. Memiliki kemampuan retorika yang sangat baik dan sebagainya," kata Rektor IPB Arif Satria, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
CNNIndonesia.com sempat berbincang dengan mahasiswa yang pernah mempercayakan AB untuk menjadi pembicara dalam seminar yang dia adakan.
"Memang dikenalnya sebagai motivator kan ya, sering dia bilang 'ayo kalian bisa'," kata Randi.
Menurutnya, AB seringkali memberikan bantuan kepada mahasiswa dalam menetapkan pilihan untuk masa depan. Apalagi, yang berhubungan dengan keahliannya dalam bidang bisnis dan manajemen.
"Lebih sering ngasih tahu, kayak mending buka usaha atau tidak," terang Randi.
Bagi kalangan mahasiswa IPB, penahanan AB juga meninggalkan pertanyaan besar. Hal itu lantaran sosok AB yang selalu meninggalkan kesan baik pada mahasiswa.
Di sisi lain insiden tersebut meninggalkan kesan buruk bagi kampus IPB meskipun penetapannya sebagai tersangka tidak berkaitan dengan institusi.
"Tahu-tahu (setelah penangkapan) langsung ditelepon sama Ibu saya, 'Ini benar?' ibu saya langsung nanya," kata Randi sembari menirukan omongan sang Ibu.
Kepala Biro Humas IPB Yatri Indah Kusumastuti juga sempat menegaskan bahwa perilaku dari tersangka AB yang merupakan pengajar di IPB tidak memiliki kaitan dengan institusi kampus.
Randi menerangkan sang Ibu terkejut dengan pemberitaan mengenai penangkapan seorang dosen yang bekerja di IPB. Terlebih, hal itu terkait dengan kepemilikan bom molotov dan juga perencana kerusuhan.
Setelah perbincangan tersebut, salah seorang pegawai dari Biro Komunikasi IPB sontak menyeletuk, "Kita korban".**