Wagub Sumbar Ingin Perantau Minang di Wamena Diungsikan
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengunjungi perantau Minang yang mengungsi usai kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Nasrul meminta pada pemerintah Kabupaten Jayawijaya untuk membawa perantau Minang yang trauma ke Sentani, Kabupaten Jayapura.
"Tadi saya minta izin, barangkali kami diizinkan ke Sentani sementara, terutama perempuan dan anak-anak. Kami tidak akan tinggalkan daerah ini (Papua)," ujar Nasrul seperti dikutip dari Antara, Ahad (29/9/2019).
Sebanyak 10 perantau Minang diketahui meninggal dalam kerusuhan di Wamena. Delapan jenazah dipulangkan ke kampung halaman dan dua jenazah dimakamkan di Papua.
Meski kondisi di Wamena mulai kondusif, namun trauma disebut masih tersisa bagi para perantau. Sebagian disebut ingin pulang kembali ke Sumbar.
Nasrul mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemkab Jayapura, Wakapolda Papua, dan Danrem 172/Praja Wira Yakthi untuk membantu evakuasi perantau Minang dari Wamena ke Jayapura.
Ia membantah akan memulangkan para perantau itu ke Sumbar.
Nasrul menyebut Pemerintah Provinsi Sumbar bersama Pemkab Jayawijaya berkomitmen tak akan membawa keluar warga Sumbar dari Jayawijaya. Hal itu juga diklaim telah mendapat dukungan Kementerian Dalam Negeri.
"Jangan salah pengertian bahwa kedatangan saya mau bawa warga Sumatera. Tidak begitu, kita ini NKRI, kami punya etika juga antarpemerintah provinsi dan kabupaten/kota," katanya.
Menurut Nasrul, tak semua perantau asal Minang ingin pulang kembali ke kampung halaman. Ia mengatakan, sebagian perantau yang sudah berada di Sentani justru tetap ingin bertahan dan membuka usaha baru di Papua.
"Kita sudah minta agar semua yang di Sentani didata, berapa yang ingin pulang dan berapa yang ingin bertahan. Mereka yang bertahan juga butuh bantuan, karena modal tidak lagi ada," ucap Nasrul.
Ia mengimbau para pengungsi yang masih berada di kodim dan beberapa tempat lainnya tak takut dengan kondisi di Wamena karena aparat telah menjamin keamanan.
"Jadi saya rasa untuk sementara di sini (penampungan) dahulu kalau masih ragu-ragu, sampai keadaan pulih, dan ini akan segera dipulihkan," tuturnya.
Kegiatan pendidikan di Jayawijaya, kata dia, juga akan kembali dibuka pada Senin (30/9). Kegiatan ini sebelumnya sempat diliburkan akibat rusuh Wamena.
"Ada informasi yang kami dengar libur sampai Januari itu tidak benar, sebab Senin besok sudah mulai aktivitas kantor dengan kondisi serba kekurangan fasilitas yang ada. Jangan termakan hoaks," tuturnya.
Gubernur Sulsel Akan Kunjungi Papua
Sementara itu Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah dan Kapola Sulsel Inspektur Jenderal Guntur Laupe juga berencana mengunjungi warga asal Sulsel yang kini tinggal di Papua.
Namun Nurdin masih menunggu situasi kondusif sebelum menuju Papua.
"Saya dan Pak Kapolda Sulsel berencana, kita tunggu situasi membaik lalu kita datang," ujarnya.
Mantan Bupati Bantaeng dua periode itu menyatakan terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pemprov Papua untuk memastikan kondisi warga Sulsel di Wamena. Terkait rencana evakuasi warga, kata dia, juga masih terus dikomunikasikan dengan pemprov Papua.
Lihat juga: Wamena Rusuh, Benny Wenda Desak PBB Segera Turun ke Papua
Dari hasil koordinasi dengan pemprov Papua, sebagian warga Sulsel telah dievakuasi ke Jayapura. Namun masih ada pula yang bertahan di markas TNI dan Polri yang ada di Wamena.
"Jika kita evakuasi ke sini (warga Sulsel) nanti tersinggung juga Papua. Jadi sekarang pendekatan kita kepada pemerintah (provinsi Papua)," sebutnya.
Sebagai informasi, kerusuhan pecah di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua pada Senin (23/9) lalu. Aksi unjuk rasa yang melibatkan ribuan peserta itu berujung pada perusakan fasilitas publik hingga kantor bupati setempat.
Sebanyak 33 orang jadi korban tewas kerusuhan. Kapolri Jenderal Tito Karnavian sempat menyebut mayoritas korban tewas adalah warga Papua pendatang.