Mahasiswa Demo Kediaman Wali Kota Pekanbaru
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Puluhan massa mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Peduli Riau (GMP2R) menggelar unjuk rasa di kediaman Wali Kota Pekanbaru, Jalan Ahmad Yani, Rabu (25/9/2019).
Dalam aksinya, massa membawa banyak spanduk yang berisikan tentang dugaan skandal proyek di lingkungan Pemko Pekanbaru.
Dalam orasinya, Koordinator Lapangan Cep Permana Galih menuding Walikota Pekanbaru melakukan monopoli proyek selama menjabat.
"Ada beberapa tuntutan yang kami ingin sampaikan. Yang pertama kami meminta agar Walikota Pekanbaru ditangkap atas kasus dugaan skandal korupsi yang dilakukannya," ujar Cep.
Ia menilai ada indikasi korupsi pengadaan lahan gedung perkantoran Pemko Pekanbaru di Tenayan Raya senilai Rp800 Miliar.
"Firdaus Wali Kota Pekanbaru diduga melakukan korupsi ganti rugi lahan kantor Pemko Pekanbaru. Nilainya fantastis yaitu sebanyak Rp800 Miliar," ujar Cep.
Selain itu lanjut Cep, Firdaus juga melibatkan keluarganya dalam menjakankan sejumlah proyek. "Keponakan kandung Walikota Pekanbaru, Amir Lufti diduga memonopoli proyek jalan selama kepemimpinan Firdaus," jelasnya.
Pengunjukrasa juga menuding anak Firdaus juga terlibat mengerjakan proyek di Dinas PUPR dan Perkim sebanyak Rp20 Miliar pada tahun 2017.
"Selain itu kaki tangan Firdaus seperti Sekdako Pekanbaru, M Noer serta Ida juga diduga terlibat jual beli proyek Rp30 miliar di Perkim dan PUPR," Cakapnya.
Tak sampai disitu para pengunjukrasa juga menyebut beberapa nama seperti Zulhelmi Arifin yang merupakan Kepala Bapenda Pekanbaru, kemudian Edi Satriawan hingga T Denny Muharpan yang disebut sebagai eksekutor dan juru nego.
"Kami minta Reskrimsus Polda Riau dan Kejati Riau melakukan pemeriksaan. Jangan biarkan uang rakyat habis dimakan koruptor. Tangkap Firdaus," pungkasnya.
Usai demo di kediaman walikota, pengunjukrasa bergerak menuju Reskrimsus Polda Riau, Jalan Gajah Mada untuk menggelar aksi lanjutan.