Jarak Pandang 300 Meter, Pesawat Citilink Dialihkan ke Batam
RIAUMANDIRI.CO, Pekanbaru - Kabut asap tebal yang menyelimuti Pekanbaru pagi ini, Jumat (13/9/2019), mulai mengganggu penerbangan di Bandara SuLtan Syarif Kasim II PekanbAru. Jarak pandang yang hanya 300 meter pada pagi hari pukul 7.00 WIB, membuat pesawat tidak bisa mendarat.
Akibatnya, satu pesawat Citilink dari Jakarta, yang seharusnya mendarat pada pukul 07.15 WIB, terpaksa dialihkan ke Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau. Runway di Bandara SSK II diselimuti kabut asap tebal.
OIC Bandara SSK II Pekanbaru, Benni, membenarkan ada satu pesawat yang dialihkan ke Batam. Dan saat ini sudah mulai bergerak kembali setelah jarak pandang di Bandara pada pukul 09.00 WIB mulai bergerak naik 800-900 meter.
“Ya pesawat Citilink yang dialihkan ke Batam. Ini karena jarak pandang pagi tadi di runway Bandara hanya 300 meter. Sebelumnya satu pesawat sudah mendarat terlebih dahulu,” jelas Benni.
“Saat ini jarak pandang sudah mulai naik, ini baru saja mendarat pesawat Batik Air. Jadi untuk landing sekarang sudah bisa, begitu juga take off,” jelasnya lagi.
Disinggung mengenai penerbangan yang lain apakah ikut terganggu karena dialihkannya satu pesawat ke Batam, Benni mengatakan, belum ada jadwal pembatalan penerbangan. Hanya saja ada beberapa pesawat yang delay dan belum terbang.
“Belum ada pembatalan, tinggal menunggu keberangkatan pesawat. Karena jadwal penerbangan ada yang jam 9 ini dan tidak begitu lama dekatnya,” ungkapnya.
Sementara itu, dari data BMKG Pekanbaru, jarak pandang di Pekanbaru pada pagi hari 300 meter, dan titik panas pada pagi ini mencapai 239, dengan level confidance di atas 70 persen 177 titik.
Di antaranya, Bengkalis 8 titik, Kuansing 9 titik, Pelalawan 21 titik, Rohil 13 titik, Siak 2 titik, Inhil 98 titik, dan Inhu 20 titik.
“Jarak pandang pagi hari hanya 300 meter, hotspot mencapai 239,” jelas Analis BMKG, Bibin, saat dihubungi.
Sementara itu untuk PM10 dari data BMKG Pekanbaru mencapai 352.72 dan ini menandakan kualitas udara di Pekanbaru berbahaya.**
Reporter: Nurmadi