Diskes Lakukan Sosialisasi dan Fogging
Pangkalan Kerinci (HR)- Saat ini, penderita demam berdarah dengue atau DBD di Kabupaten Pelalawan intensitasnya terus meningkat.
Sampai pertengahan Maret saja, tercatat ada 16 kasus penderita. Kecamatan Pangkalan Kerinci merupakan daerah terparah yang terjangkit DBD.
"Ya, dari Januari sampai Maret 2015 ini, intensitas penyakit ini terus meningkat. Peningkatan ini terjadi berkaitan dengan adanya musim pancaroba yang tengah terjadi saat ini," terang Kepala Dinas Kesehatan Pelalawan, Dr Endid RP, melalui Kabid P2PL Diskes Pelalawan, Dr Raflles, Minggu (22/3).
Raffles mengatakan musim pancaroba yang terjadi saat ini berdampak pada meningkatnya penderita penyakit DBD di daerah ini. Namun meski begitu, pihaknya tak berhenti untuk terus bersosialisasi ke masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan masing-masing. Pasalnya, dengan menjaga lingkungan seperti goro misalnya maka hal itu akan dapat mencegah jentik nyamuk berkembang di daerah tersebut.
"Karena itu, program Pak Bupati seperti Pelalawan Sehat sangat sinergi sekali dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang harus dilakukan oleh masyarakat," tandasnya.
Selain itu, sambungnya, peningkatan jumlah kasus penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini juga akibat mulai menurunnya kesadaran masyarakat untuk melakukan program 3 M (menguras, menimbun dan membakar) tempat-tempat yang menjadi sarang berkembang biaknya nyamuk penyebab DBD.
"Kita tak henti-hentinya memberikan sosialisasi pada masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta melakukan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungannya seperti melakukan normalisasi saluran air yang tergenang, karena tentunya bisa mejadi media sarang nyamuk. Serta menguburkan dan membakar sampah yang berserakan dilingkungannya masing-masing. Terutama dilingkungan yang berpotensi terjadinya bencana banjir," ungkapnya.
Ditambahkannya, namun demikian pihaknya juga terus melakukan upaya agar kasus DBD ini tidak kembali mengalami peningkatan seperti melakukan fogging, sosialisasi DBD, abatesasi dan juga mengaktifkan kader jumantik. Dengan adanya upaya kita dan peran aktif masyarakat, maka kasus DBD ini dapat ditekan serta diantisipasi. (adv/humas)