Angka Putus Sekolah di Riau Urutan Ketiga Nasional, Kadisdik: Saya Juga Bingung...
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau Rudyanto mengaku kaget mengetahui angka putus sekolah di Riau masuk urutan 10 besar nasional, berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2018.
Menurut data tersebut, persentase putus sekolah anak usia 7-17 tahun di Riau berada di urutan ketiga atau 44,37 persen. Urutan pertama dan kedua yakni Banten 49,63 persen dan Jambi 46,36 persen.
"Saya juga bingung dapat dari mana data itu, karena data itu hanya menampilkan umur anak 7-17, tapi apakah angka putus sekolah terbesar ini berada di SD, SMP, atau SMA, dan berada di kabupaten/kota mana, tidak ada dirincikan," kata Kepala Disdik Riau, Rudyanto, Kamis (5/9/2019).
Karena itu, Rudyanto berjanji akan mencek data tersebut di kabupaten/kota. Hal ini untuk memastikan angka putus sekolah di tingkat SD/SMP benar tidak sesuai yang terdapat di kementerian itu.
"Nanti kita akan memanggil kepala dinas pendidikan kabupaten/kota mencocokan data itu. Makanya kita cek benar ke daerah, dan kita dudukan bersama. Kan mereka juga tak mau kalau di daerahnya disebut paling banyak anak putus sekolah," ujarnya.
"Mungkin tidak angka putus sekolah di tingkat SD mencapai 31 persen, sementara dalam ketentuan undang-undang kita punya wajib belajar 9 tahun. Harusnya tidak ada anak putus sekolah sampai SMP. Kalau masih ada anak yang putus sekolah berarti orang tuanya lagi, karena biaya sekolah sudah digratiskan sampai SMP," paparnya.
"Kalau misalnya alasan orang tua tak mampu membeli baju, maka pemerintah akan memberi KIP yang digunakan untuk kebutuhan anak. Kalau alasan sekolah jauh, pemerintah wajib membangun sekolah," sambungnya.
Sebab menurutnya, dengan adanya program pemerintah wajib belajar 9 tahun harusnya tidak ada lagi anak putus sekolah sampai SMP.
"Apalagi tahun depan Gubernur Riau mencanangkan wajib belajar 12 tahun," tukas mantan Penjabat Bupati Indragiri Hilir ini.