Kabinet Jokowi-Ma’ruf: PDIP Berjaya, Demokrat Bisa Gigit Jari
RIAUMANDIRI.CO, Jakarta– Penyusunan kabinet menteri pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin periode 2019-2024 masih jadi teka- teki. Presiden Jokowi beberapa hari lalu menegaskan urusan kabinet merupakan hak prerogatifnya.
Pernyataan Jokowi dianalisis sebagai isyarat tak ingin diintervensi untuk menentukan para jajaran menterinya. Apalagi, ia pernah bilang jika 55 persen kabinetnya bisa diisi figur profesional dari nonparpol.
Pengamat politik UIN Jakarta Adi Prayitno memprediksi PDIP sebagai partai pemenang Pemilu 2019 akan punya jatah banyak di kabinet. Dibandingkan partai koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin lainnya, PDIP punya modal kuat menyertakan kadernya ke formasi kabinet.
"Yang jelas dapat jatah kursi paling banyak sesuai janji Jokowi di kongres PDIP di Bali beberapa waktu silam. Cuma yang belum diketahui pasti berapa jumlah kursi untuk PDIP. Itu yang jadi misteri sampai saat ini," kata Adi kepada VIVAnews, Rabu, 4 September 2019.
Adi memprediksi partai politik lain koalisi Jokowi seperti Golkar, Nasdem, PKB, dan PPP juga dapat jatah menteri atau pejabat selevel. Jatah kursi menteri ini akan mengacu perolehan asas proporsionalitas suara di Pileg 2019.
“Dugaan saya kalau PDIP 5 kursi, Golkar kemungkan dapat 4, Nasdem dan PKB 3. Sedangkan PPP 1,” tutur Adi.
Dari kubu seberang koalisi, ia masih melihat peluang Gerindra terbuka bergabung ke pemerintahan Jokowi. Kedekatan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi acuannya.
Meskipun Nasdem, Golkar, PKB cenderung menolak kehadiran Gerindra di pemerintahan. “Sinyalnya cukup nyata dari berbagai pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Megawati,” tutur Adi.
Peluang partai eks koalisi Prabowo Subianto di Pilpres 2019 yaitu Demokrat dan PAN diprediksi sulit. Berbeda dengan PKS yang sudah memantapkan jadi oposisi.
Manuver elite Demokrat yang sempat percaya diri balik arah memuji pemerintahan Jokowi dinilai sulit. Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu diprediksi akan gigit jari.
“Sangat bisa gigit jari. Belakangan Demokrat mulai lunak tak lagi agresif bicara kemungkinan diajak koalisi. Intinya Demokrat tahu diri,” ujar Adi.**