Ini Kiat dari Menteri Pariwisata agar Festival Pacu Kuansing Jalur Mendunia
RIAUMANDIRI.CO, TELUK KUANTAN - Untuk menjadikan Festival Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, gaungnya bisa lebih kuat sehingga menarik wisatawan nusantara dan mancanegara atau mendunia, Menteri Pariwisata Arief Yahya membeberkan sejumlah kiat.
“Saya buka saja ya, anggaran promosinya kurang,” kata dia saat meninjau persiapan pembukaan Festival Pacu Jalur di Kota Teluk Kuantan, Kuansing, Selasa (20/8/2019).
Pacu Jalur adalah perlombaan mendayung di sungai dengan menggunakan sebuah perahu panjang yang terbuat dari kayu pohon. Panjang perahu ini bisa mencapai 25 hingga 40 meter dan lebar bagian tengah kira-kira 1,3 hingga 1,5 meter. Dalam bahasa penduduk setempat, kata Jalur berarti Perahu.
Setiap tahunnya, sekitar tanggal 23 hingga 26 Agustus, Festival Pacu Jalur digelar sebagai sebuah acara budaya masyarakat di Kuansing, bersamaan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Menteri Pariwisata (Menpat) mengakui bahwa Festival Pacu jalur sebelumnya pernah masuk di kalender pariwisata nasional (calender of event) dari Provinsi Riau, namun pada tahun 2019 dikeluarkan dari daftar. Hanya tiga agenda pariwisata di Riau yang masuk, yakni Bakar Tongkang di Kabupaten Rokan Hilir, balap sepeda Tour de Siak di Kabupaten Siak, dan Bono Surfing di Kabupaten Pelalawan.
Ia menjelaskan, untuk bisa masuk dalam kalender pariwisata nasional, Pacu Jalur harus memiliki setidaknya tiga hal. Pertama, nilai kreatif (creative value), konsistensi, dan nilai komersial. Secara konsistensi, Arief Yahya menilai Pacu Jalur sudah tidak terbantahkan lagi karena sudah diselenggarakan sejak 116 tahun yang lalu.
Namun, pacu jalur dinilai belum memenuhi dari sisi nilai komersialnya. “(Pacu Jalur) ini tidak boleh ditonton sendiri, karena ini pariwisata. Idenya menarik bukan hanya orang, tapi juga uang. Kita punya masalah jarak dari Pekanbaru ke Teluk Kuantan perjalanan lebih dari tiga jam,” terangnya.
Menpar memberikan kiat begitu pentingnya promosi sebuah acara pariwista agar bisa diketahui lebih luas secara nasional bahkan internasional.
“Promosi tidak hanya di sini, karena orang sudah tahu tiap Agustus pasti ada (pacu jalur). Promosi ke daerah tetangga-tetangga di Indonesia termasuk ke wisman seperti ke Malaysia,” lanjutnya.
Arief berjanji pada tahun depan akan membantu penyelenggaraan Festival Pacu Jalur, namun panitia harus berbenah dalam hal promosi.
“Uangnya jangan dihabiskan untuk event. Tahun depan akan saya bantu, klo saya (bantu) Rp1 miliar maka Rp500 juta untuk event dan Rp500 juta promosi ke media,” katanya.
Anggaran promosi, sebutnya sekitar 70 persen digunakan untuk promosi praacara selama 2 hingga 3 bulan, 20 persen ketika acara berlangsung, dan 10 persen untuk setelah acara berlangsung.
“Saya harap media juga tulis yang positif untuk kemajuan Kuansing juga,” ujarnya.