Menyibak Tabir Hari Jadi Bengkalis
RIAUMANDIRI.CO, BENGKALIS - Dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-507 Bengkalis, digelar Sarasehan atau bincang-bincang bersama tokoh negeri, Rabu (24/7/2019). Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Cik Puan tersebut, mengusung tema Menyibak Tabir Hari Jadi Bengkalis.
Kegiatan yang dimoderatori Alfansuri ini, menghadirkan narasumber berkompeten, sebut saja Datuk Seri Mahkota Sempurna Negeri yang juga Bupati Bengkalis periode 2000-2010, H Syamsurizal.
Kemudian Datuk Seri Muda Sempurna Negeri yang juga pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Bengkalis periode 2004-2009, H Riza Pahlevi. Dan Ketua Yayasan Bangun Insani Bengkalis, H Muhammad Isa Selamat.
Sebagai pengulas, menghadirkan Guru Besar UIN Suska Pekanbaru yang juga Ketua STAIN Bengkalis, Prof H Samsul Nizar dan Budayawan Riau, Syaukani Al Karim.
Sedangkan bertugas sebagai Tim Perumus, adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia Bengkalis, H Amrizal bersama Juwandi.
Dikatakan Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis, Datuk Seri Zainuddin Yusuf, memasuki 15 tahun memperingati Hari Jadi Bengkalis, yang tahun ini menginjak usia ke-507, masih menyimpan tanda tanya dikalangan masyarakat Bengkalis.
Hal ini tidak terlepas minimnya informasi, atau kurangnya penjelasan dari pemangku negeri terkait Hari Jadi Bengkalis. Dampaknya, peringatan Hari Jadi Bengkalis dari tahun ke tahun kurang mendapat respon dari masyarakat.
"Melalui sarasehan bincang bersama tokoh negeri, kita berharap menjadi media edukasi dan penyampaian informasi akan fakta sejarah, guna menumbuhkembangkan kesadaran untuk berpartisipasi dalam membangun negeri," ujarnya.
Penetapan Hari Jadi Bengkalis, sambungnya, sesungguhnya memiliki makna yang mendalam, membentuk sikap orang bijak yang tidak melupakan sejarah, mengenang budi orang terdahulu yang telah berjasa menjaga marwah dan keberadaan negeri tempat tumpah darah.
"Memandang posisi Bengkalis pada hari ini, tak jauh berbeda berada berabad-abad yang lalu. Yakni memiliki peran yang strategis dialur pelayaran Selat Malaka, sehingga menjadi rebutan para penguasa negeri serantau dari Eropa," bebernya.
Berulang kali upaya penaklukan negeri dilakukan oleh bangsa Eropa mendapat perlawanan yang sengit dari pejuang pembela negeri, meski akhirnya negeri ini takluk, namun upaya mempertahankan marwah dengan mengorbankan jiwa dan raga merupakan fakta sejarah yang tak dapat diingkari dan patut dikenang sepanjang hayat.
Rangkaian peristiwa sejarah tersebut, lanjut Zainuddin Yusuf, menjadi titik tolak para pemangku negeri ini melakukan upaya membangkitkan semangat masyarakat Bengkalis untuk menghargai peristiwa silam, dan membangkitkan nilai perjuangan yang telah dilakukan oleh orang terdahulu.
"Inilah yang menjadi latar belakang ditetapkannya Hari Jadi Bengkalis," tutup Zainuddin.
Reporter: Usman