Syamsuar: Kasus Stunting Sudah Masuk Garis Merah

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau memberi perhatian serius pada masalah kasus stunting atau anak kerdil akibat kurang gizi di Riau yang cukup tinggi.
"Masalah stunting ini menjadi fokus kami saat ini. Ini sudah masuk garis merah karena angka stunting cukup tinggi," kata Gubernur Riau Syamsuar saat pelantikan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Riau di Hotel Pangeran Pekanbaru, Sabtu (13/7/2019).
Syamsuar mengungkapkan dua daerah yang banyak terdapat kasus stunting adalah Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu. Untuk itu, menurutnya pemerintah akan mengatasi persoalan ini agar kasus stunting tidak meluas.
Menurut Syamsuar stunting tak hanya disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan bergizi bagi anak, namun juga bisa disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi racun.
Dia mencontohkan, ikan yang mengandung racun akibat memakan plastik, lalu ikan tersebut dikonsumsi manusia sehingga menyebabkan manusia terkontaminasi racun yang dibawa ikan tersebut.
"Bayangkan saja ikan yang makan plastik kemudian kita makan. Nantinya penyakit yang dibawa oleh ikan masuk ke dalam tubuh. Ini berbahaya apalagi bagi ibu hamil," ujar Syamsuar.
Seperti diketahui, tahun 2018 Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat ada 100 kasus stunting di kabupaten/kota di Riau. Dinkes mencatat terjadi peningkatan angka kasus untuk tahun ini dan diperkirakan jumlah kasus ini akan lebih tinggi dari tahun lalu.
Reporter: Rico Mardianto
Berita Lainnya
- Guru MDTA dan FKDT di Siak Terima Jamsostek Program CSR Rumah Sakit Syafira Pekanbaru
- Pemerintah Setujui Pembangunan Fly Over Simpang Empat Garuda Sakti
- Kuansing Usulkan Infrastruktur Jalan ke Pusat
- Gasing, Permainan Tradisional yang Mulai Dilupakan
- PT IKS Diduga Garap Lahan di Luar HGU
- 13.931 Siswa SD Siap Ikuti Ujian Nasional