Pertemuan Trump dan Kim Jong-un Dipuji Pemerintah Cina
RIAUMANDIRI.CO, BEIJING – Pemerintah Cina mengapresiasi pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) di Panmunjom pada Ahad (30/6) lalu. Beijing menilai, peristiwa tersebut sangat konstruktif untuk memulai kembali pembicaraan tentang denuklirisasi.
“Pertemuan antara para pemimpin Korut, AS, dan Korea Selatan (Korsel) layak mendapat tepuk tangan. Ini adalah pertemuan yang konstruktif dengan hasil positif,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang, Senin (1/7) dikutip laman resmi Kementerian Luar Negeri Cina.
Menurut dia, penting bagi AS dan Korut untuk segera memulai kembali pembicaraan denuklirisasi Semenanjung Korea. Beijing menegaskan dukungannya terhadap hal itu. “Cina selalu berkomitmen terhadap denuklirisasi Semenanjung Korea, menegakkan perdamaian dan stabilitas di sana, serta menyelesaikan masalah melalui dialog,” ucapnya.
“Dalam keadaan saat ini, kami berharap pihak-pihak yang relevan akan mengambil peluang, bertemu di tengah jalan, mencari cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah satu sama lain dan mempromosikan kemajuan baru dalam proses denuklirisasi serta penyelesaian politik Semenanjung Korea,” ujar Geng.
Pada Ahad lalu, Trump dan Kim bertemu di zona demiliterisasi Korea di Panmunjom. Trump pun melintasi perbatasan dan berjalan di wilayah Korut. Dia menjadi presiden AS pertama yang melakukan hal tersebut.
Dalam pertemuan di Panmunjom, Kim dan Trump sepakat melanjutkan pembicaraan denuklirisasi Semenanjung Korea. Menurut Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, kegiatan itu diperkirakan dilaksanakan pada pertengahan Juli mendatang. Namun dia belum menyebutkan di mana kira-kira tempat pelaksanaannya.
Perundingan denuklirisasi antara AS dan Korut yang berlangsung di Hanoi, Vietnam, pada Februari lalu diketahui berakhir tanpa kesepakatan. Hal itu disebabkan karena kedua belah pihak mempertahankan posisinya tentang penerapan sanksi. Korut, yang telah menutup beberapa situs uji coba rudal dan nuklirnya, meminta AS mencabut sebagian sanksi ekonominya.
Namun AS tetap berkukuh tak akan mencabut sanksi apa pun. Kecuali Korut telah melakukan denuklirisasi menyeluruh dan terverifikasi.