Udara Dumai Masuk Kategori Berbahaya
DUMAI (HR)-Kebakaran hutan dan lahan telah menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Kota Dumai dan sekitarnya. Pasalnya, kualitas udara di kota pelabuhan itu jadi tercemar dan bahkan sudah mencapai tahap berbahaya. Tidak hanya itu, pada Rabu (18/3) kemarin, kabut asap tebal juga dirasakan di seluruh penjuru kota sejak pagi hari. Meski pun saat ini tidak lagi ditemukan ada lahan yang terbakar.
Parahnya kondisi udara di Dumai, dapat dilihat dari pengukuran papan Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU) milik PT Chevron Dumai. Pada Rabu pagi kemarin, udara di kota pelabuhan itu telah berada pada angka 500 PSI (Polutan Standar Indeks), alias sudah berada pada tahap berbahaya.
Hal itu dibenarkan Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Pemko Dumai, Bambang Suriyanto, Rabu (18/3). Dikatakan, kondisi itu terjadi Selasa (17/3) kemarin. Berdasarkan papan ISPU milik PT Chevron Dumai, ISPU berada di angka 500 PSI.
"Ketika itu ISPU sudah berada di angka 500 PSI. Kondisinya sangat berbahaya dan tidak sehat," ujarnya.
Ditambahkannya, kabut asap yang menyelimuti Kota Dumai mengandung partikel berukuran 10 dan 2,5 mikron sisa dari pembakaran. Partikel itu sangat berbahaya bagi kesehatan jika terhirup.
"Ini bisa menyebabkan penyakit ISPA dan gangguan jantung. Jadi sangat berbahaya bagi penderita asma dan gangguan pernapasan lain. Oleh karena itu kami menyarankan agar masyarakat mengenakan masker saat keluar rumah," terangnya.
Kiriman Daerah Lain
Meski kondisi udara sudah berada di angka 500 PSI, namun polisi hutan Pemko Dumai mengaku belum menemukan adanya Karhutla di Kota Dumai dan sekitarnya. Sehingga kuat dugaan kabut asap tersebut merupakan kiriman daerah daerah lain.
"Berdasarkan pantauan kita di lapangan, tidak ditemukan adanya titik api. Jadi kabut asap yang ada sekarang kita duga kiriman dari daerah tetangga," ungkap Kepala Polisi Kehutanan Kota Dumai, Joko Prabowo.
Lebih lanjut, Joko juga menegaskan berdasarkan pantauan satelit NOAA, di Dumai saat ini tidak ditemukan lagi adanya titik api. Namun untuk memastikan kebenarannya, pihaknya akan terus melakukan pemantauan di lapangan.
"Pantauan satelit NOAA, untuk Kota Dumai zero hotspot, bahkan kita sudah survei langsung ke lapangan, hasilnya tidak ditemukan titik api. Menurut kami kabut asap tebal di Dumai merupakan asap kiriman dari daerah tetangga," ulangnya.
10 H di Rohil
Sementara itu, Karhutla juga sempat terjadi di atas lahan seluas 10 hektare di Dusun Cempedak, Kepenghuluan Teluk Berembun, Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir. Namun berkat upaya Polsek Tanah Putih dan warga setempat, api akhirnya bisa dipadamkan Rabu kemarin.
Menurut Kapolsek Tanah Putih, Kompol Ahmad didampingi Kanit Reskrim AKP R Siregar dan Panit Reskrim Aipda R Ginting, kebakaran awalnya terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Begitu mengetahui adanya Karhutla, jajaran Polsek Tanah Putih langsung bergerak ke lapangan. Namun petugas yang dibantu warga setempat, kesulitan mencapai lokasi, karena sulitnya medan yang harus dilalui. Buntutnya, petugas akhirnya mendatangi lokasi dengan menggunakan kapal motor (pompong,red) dan dilanjutkan dengan jalan kaki sepanjang 2 kilometer.
Pihaknya menduga, Karhutla di kawasan itu akibat disengaja, karena ingin membuka lahan. "Sekarang kita masih selidiki pelakunya. Namun yang jelas, sekarang api sudah bisa dipadamkan," terangnya. (zul,put)