Yusril Yakin Bisa Rontokkan Dalil Ahli IT Tim Prabowo
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Tim hukum Jokowi-Ma'ruf mengaku heran dengan semua pernyataan yang diucapkan ahli biometric software development, Jaswar Koto. Menurut tim hukum Jokowi, petitum gugatan yang disampaikan Prabowo sama persis dengan pernyataan Jaswar terkait penggelembungan suara hingga adanya DPT siluman mencapai 22 juta.
Ketua tim hukum Jokowi, Yusril Ihza Mahendra memperkirakan apa yang ditulis tim hukum Prabowo dan klaim kemenangan Prabowo itu berdasarkan dari keterangan satu orang, yakni Jaswar Koto. Sebab, kata Yusril, paparan yang disampaikan Jaswar sama persis dengan petitum yang digugat tim hukum Prabowo.
"Dari situ (Jaswara) ternyata Pak Prabowo-Sandi menentukan angka kemenangan mereka, jadi bukan yang diumumkan di Jalan Kertanegara, Hotel Sahid, tapi dari seorang yang mengaku ahli IT, yang sama sekali kita tidak kenal, katanya bekerja di luar negeri, belum pernah bekerja di Indonesia meskipun masih WNI," kata Yusril di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2019).
Menurut Yusril, tulisan Jaswar ini sangat kontroversial dengan analisis-analisisnya. Dia pun mengira permintaan kemenangan Prabowo atas Jokowi di sidang sengketa itu hanya berasal dari omongan Jaswar.
"Bayangkan dari 1 orang ya, seperti itu, saya kira ini ahli yang luar biasa, tapi ya Alhamdulillah, kami yakin bisa merontokkan seluruh dalil-dalil dari ahli itu, walaupun di antara kami tak seorang pun ahli IT, bisa berdebatlah," ucap Yusril.
Sementara itu, ketua tim hukum Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto mengapresiasi semua keterangan saksi yang dihadirkan pihaknya. Menurutnya semua keterangan saksi dan ahli bisa menguatkan dalil permohonannya.
Pria yang akrab disapa BW itu juga mengaku optimis memenangkan gugatan ini. Dia pun mengatakan saat ini tinggal menyerahkan saja kepada Tuhan terkait hasil putusan persidangan nanti.
"Saya dari awal sebenarnya tugas saya buka peluang sekecil apapun. Tapi yang saya senang, saya bisa berikan perspektif baru, saksi-saksi yang kami hadirkan terutama 3 saksi terakhir, yang diawali 13 saksi lainnya sebenarnya mampu menjelaskan, sebenarnya ada apa problem dalam pilpres. Hasilnya kita serahkan kepada zat yang maha dahsyat ini," pungkasnya.