Suknia Harapkan Uluran Tangan Anda
Orang tua mana yang tega melihat buah hatinya yang baru berusia lima bulan harus menangis dan mengerang hampir setiap waktu.
Perutnya anak ini bengkak, mata dan kulitnya menguning pucat. Suknia Clarisa Wilujah Amanda telah divonis menderita penyakit langka, menurut para ahli menyebutkan, hanya terjadi pada satu dari 10.000 anak. Yakni Atresia Bilier atau penyumbatan pada tuba (saluran) yang membawa cairan empedu dari hati.
Alaina Yusnita (33), ibu Suknia didampingi Ayahnya Sukrian (32), ditemui di kediamannya Selasa (17/3), di Alahair Timur Selatpanjang, kepada Haluan Riau diceritakan, ia baru mengetahui kalau penyakit yang diderita anak itu pada terjadi saat usia 36 hari sejak kelahirannya.
Orangtuanya ini melihat perubahan anaknya menjadi berwarna kuning. Lalu dikonsultasikan ke Bidan Klinik Sundari waktu itu.
Lalu ia disarankan untuk menjemur anaknya pada matahari pagi sekitar 15 menit setiap harinya dan mengganti susu yang dikonsumsi. "Memang anak pertama saya juga pernah seperti itu, dan sembuh. Tapi anak kedua saya ini malah makin parah," tutur Alaina.
Kemudian ia merujuk anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepulauan Meranti untuk mendapatkan penanganan. Ia lalu mendapatkan keterangan dari dokter bahwa anaknya harus segera dioperasi karena kencing dan bab (buang air besar) sudah dalam kondisi tidak baik.
Setelah itu ia membawa anaknya ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Andini di Pekanbaru. Namun ditolak dengan alasan tidak mampu menanganinya dan disarankan untuk ke RS Awal Bros Pekanbaru.
"Di situ saya baru tahu kalau anak saya Suknia mengidap penyakit Atresia Bilier. Mereka juga tidak mampu dan menyarankan untuk ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru," kenang ibu Suknia Clarisa itu.
Di RSUD Arifin Ahmad ini, Suknia baru mendapatkan perawatan kesehatan dari dokter. Bukannya semakin membaik, kondisi bayinya malah kian memburuk. Perutnya semakin membesar, urat-uratnya pun semakin kelihatan. "Setelah satu bulan karena makin memburuk akhirnya kami bawa pulang saja ke Selatpanjang," ujar Alaina sedih.
Butuh Rp60 Juta hingga Rp 2 Miliar
Dengan penghasilan suaminya sebagai pedagang kaki lima dengan pendapatan pas-pasan, dan Alaina yang hanya sebagai ibu rumah tangga, keluarga malang ini terasa sangat berat untuk mengobati buah hati mereka.
Apalagi informasi yang didapati dari pihak RSUD Arifin Ahmad bahwa pengobatan anaknya hanya bisa dilakukan dengan operasi pencangkokan hati, yang membutuhkan biaya besar.
"Dokter bilang kalau operasi di Singapura bisa menghabiskan biaya sekitar Rp2 miliar. Atau jika di dalam negeri dengan bantuan BPJS menelan biaya Rp60 juta," sambung Sukrian, Ayah Suknia.
Sukrian mengaku ikhlas dengan cobaan yang diberikan Tuhan kepada keluarganya. Namun sebagai orang tua tentunya dia berharap putrinya tersebut bisa terus bernafas, menatap dunia dan dewasa sebagai manusia normal.
Untuk itu dia sangat berharap bantuan dari berbagai pihak untuk meringankan beban keluarga sehingga mampu melakukan pencakokan hati untuk Suknia Clarisa.
Bagi yang berniat membantu dapat menghubungi orang tua Suknia Clarissa Hp 08127644959 Sukrian. Atau kediamannya di Jalan Hidayah Alah Air Timur RT 02 / RW 03, Kecamatan Tebingtinggi Selatpanjang. Rek BRI 552601012322538 Atas Nama SUKRIAN. ***