Amien Rais Cerita Penangkapan Natsir dan Buya Hamka Karena Kritik Pemerintah
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA – Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais menghadiri doa bersama untuk para korban kerusuhan 22 Mei. Amien bercerita soal tokoh-tokoh yang dipenjara karena mengkritik kekuasaan.
"Jadi biasanya tokoh ataupun orang yang perjuangkan kebenaran memang biasanya berurusan dengan aparat, dengan penguasa. Pak Hamka (Buya Hamka) itu ulama besar, Pak Hamka, tapi karena mengkritik kekuasaan sempat mendekam di penjara beberapa tahun," kata Amien dalam sambutannya di pelataran Mesjid At-Tin, Jakarta Timur, Kamis (30/5/2019).
Selain Hatta, kata Amien, eks Perdana Menteri Indonesia Mohammad Natsir juga sempat mendekam dipenjara. Amien menuturkan Natsir merupakan sosok yang ikhlas.
"Bahkan beliau yang menetapkan dari negara federal ke negara kesatuan, beliau juga menginap di penjara beberapa tahun. Jadi kalau sekarang para tokoh-tokoh kita yang memperjuangkan kebenaran terpaksa masuk bui itu mungkin itu biasa," ujarnya.
Amien lalu mengutip salah satu ayat di surat Ali-Imran ayat 142. Amien juga membacakan terjemahan ayat itu.
"Apakah kamu orang beriman merasa mudah dapat masuk surga padahal Allah belum tahu apakah kamu betul-betul berjihad, berjuang, dan bersabar tengah ujian dan sebagainya," kata Amien membacakan terjemahan ayat itu.
Karena itu, Amien meminta pemerintah untuk menghentikan persekusi dan kriminalisasi.
"Jadi saya ingin menyampaikan kepada penguasa, kepada rezim tolong hentikan persekusi, hentikan kriminalisasi, hentikan kezaliman kepada orang-orang yang ingin menegakkan kebenaran," tuturnya.
Setelah itu, Amien membacakan surat Al-Isra ayat 81. Amien juga membacakan terjemahan ayat itu.
"'Katakanlah kalau kebenaran sudah datang, kebatilan akan hancur porak-poranda'. Jadi saya miris betul negeri kita ini betul-betul dalam keadaan sangat kritis. kalau terus saja Umat Islam dikejar-kejar, dicarikan dalih apapun supaya masuk penjara. Maka insyallah penguasa akan..," ujarnya.
"Hancur," teriak hadirin.
Amien lalu membacakan ayat lainnya. Dia mengingatkan penguasa untuk berhati-hati.
"Jadi kalau ada kekuasaan diingatkan malah melengos, melengos tuh nggak mau ya, maka Allah justru membuka pintu-pintu kesenangan. Mereka minum minum, mereka segala macam dilakukan, tapi ketika mereka pada puncak kesenangannya itu, Allah tiba-tiba menjatuhkan palu godam hukuman dan mereka jatuh hancur porak-poranda. Jadi saya kira itu, hati hati para penguasa ini, saya ikhlas, saya nggak bicara politis saya bicara agama, jadi tolong dengarkan itu kalaulah nekat insyallah akan porak-poranda," pungkasnya.