Bappeda Bengkalis Taja Pertemuan Forum Koordinasi Cagar Biosfer GSK-BB
RIAUMANDIRI.CO, BENGKALIS - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis melaksanakan pertemuan Forum Koordinasi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu (CB GSK-BB) di Ruang Pertemuan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bengkalis, Senin (29/4/2019).
Kegiatan yang dibuka oleh Plt Kepala Bappeda Bengkalis Yuhelmi ini, dihadiri 80 orang dari berbagai stakeholder, di antaranya terlihat Ketua Komite Nasional MAB (Man And Biosphere)-UNESCO Indonesia LIPI Prof Dr Enny Sudarmonowaty, Direktur Eksekutif Komite Nasional MAB-UNESCO Indonesia LIPI Prof Dr Purwanto. Dari BBKSDA Riau, Head of Landscape Conservation Sustainability and Stakeholder Engagement APP (Asia Pulp Paper)-Sinarmas Dr Dolly Priatna dan Manager Conservasi Penjab Pengelolaan Cagar Biosfer Supriatno dan Yuyu Arlan, serta Public Relations Arara Abadi Sinar Mas Forestry Nurul Huda, MH, MIKom.
Kemudian, sejumlah pihak dari LSM lingkungan dan perguruan tinggi, baik dari Jakarta, Pekanbaru dan Bengkalis dilibatkan. Kegiatan ini sepenuhnya didukung oleh APP-Sinar Mas dan Yayasan Belantara.
Eksistensi Cagar Biosfer GSK-BB merupakan Cagar Biosfer ke-7 Indonesia yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2009 lalu. Tujuan penetapan tersebut untuk penyeimbangan peningkatan pembangunan sosial ekonomi dan pemeliharaan nilai-nilai yang terkait budaya masyarakat dengan pelestarian keanekaragaman hayati.
Plt Kepala Bappeda Yuhelmi mengatakan, Rapat Forum Koordinasi Pengelolaan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (CB GSK-BB) Wilayah Kabupaten Bengkalis ini, merupakan salah satu dari rangkaian program revitalisasi kelembagaan koordinasi pengelolaan Cagar Biosfer GSK-BB dan penguatan program pengembangan masyarakat.
Menurutnya, berdasarkan SK Bupati Bengkalis, Bappeda Kabupaten Bengkalis merupakan Ketua pada pengelolaan aset dunia itu. Oleh karena itu, terang Yuhelmi, pihaknya akan berusaha maksimal berkoordinasi dengan lintas sektor.
"Kita akan fokus pada penyelamatan hayati ini. Tentunya kita akan berusaha maksimal, lintas sektor melakukan koordinasi sehingga action kita bagaimana cagar biosfer bisa bermanfaat bagi masyarakat yang berada di sekitarnya," ujarnya.
Ambil Manfaat dari GSK-BB
Ketua Komite Nasional Man and Biosphere (MAB) UNESCO Indonesia LIPI Prof Dr Enny Sudarmonowati mengutarakan Cagar Biosfer GSK-BB harus diambil manfaatnya untuk pembangunan berkelanjutan.
Manfaat yang diambil kata Enny, tentu dengan memanfaatkan GSK untuk meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat. Terutama pada zona penyangga dan zona transisi. Dengan pendapatan masyarakat yang sudah lumayan terjamini, tentu kawasan dan zona inti tidak akan terganggu.
"Rencananya tentu saja bagaimana mengimplementasikan atau mengambil manfaat dari CB GSK BB ini, karena status internasional itukan mahal, mendapatkannya susah, bagaimana bisa memanfaatkan itu untuk pembangunan berkelanjutan," ucap Enny.
Perempuan yang juga menjabat Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati berharap kerja aksi pengelolaan CB GSK-BB benar-benar dilakukan dengan mengesampingkan ego sektoral.
Kemudian imbuhnya, setelah action pengelolaan dilakukan, hal lain harus disusul dengan aksi penyadaran tahuan.
"Apa arti cagar bisofer, orang banyak mengartikan cagar biosfer itu cagar yang tidak bisa diapa- apain. Tapi justru kita harus melakukan aksi berkelanjutan," pungkasnya.
Desa Makmur Peduli Api dan Stasiun Riset
Untuk menjaga kelestarian Cagar Biosfer GSK BB, APP Sinarmas sudah melaksanakan sejumlah program, di antara membentuk Desa Makmur Peduli Api (DMPA).
Setidaknya, 50 desa di sekitar CB GSK BB sudah mengimplementasikan program tersebut. Petani di sana, membuka lahan tanpa membakar.
"Bagaimana kita mencegah kebakaran hutan itu misalnya membuat program DMPA. Yang mana sudah lebih dari 50 desa sudah kita kembangkan supaya mereka tidak bertani dengan cara membakar. Itu untuk menjaga kelestarian di sana," tutur Head of Landscape Conservation Sustainability and Stakeholder Engagement APP Sinarmas Dr Dolly Priatna didampingi Manager Conservasi Supriatno dan Public Relations Nurul Huda.
Kemudian dari sisi riset, Sinarmas bersama dengan MAB UNESCO akan melakukan peresmian stasiun riset. Stasiun riset ini bisa digunakan untuk fasilitas para peneliti lokal nasional maupun internasional.
"Kenapa kita mendirikan ini karena para peneliti baik itu mahasiswa, dosen dan universitas lokal dan asing datang ke GSK untuk melakukan penelitian tetapi tidak ada sarana prasarana," jelasnya.
Kemudian program lain sebagai komitmen, Sinarmas mendukung cagar biosfer ini dengan membuat program deteksi dini kegiatan-kegiatan terlarang seperti illegal logging, pembakaran lahan dan lain sebagainya.