Hasil Quick Count Pemilu 2019 Jangan Manipulatif
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Sejumlah wartawan yang tergabung dalam Perserikatan Wartawan Independen Pro Demokrasi (PWI-PD) mengingatkan media massa atau atau lembaga survei yang melakukan kegiatan quick count atau kegiatan hitung cepat hasil Pemilu 2019 untuk objektif dan tidak manipulatif.
"Kami menghimbau agar kegiatan-kegiatan quick count atau kegiatan hitung cepat tidak bersifat manipulatif dan tidak menyesatkan," kata Ketua PWI-PD Arief Gunawan, di Jakarta Senin (15/4/2019).
Kepada media massa dimintanya dalam memberitakan hasil perolehan suara sementara agar bersikap objektif serta bertanggungjawab secara moral dan secara profesi.
"Karena kebebasan opini berkaitan dengan quick count akan berdampak pada persepsi publik dan pada kualitas pemilu serta demokrasi di Indonesia," ujar Arief Gunawan.
Dihadiri mantan Juru Bicara Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Adhie Massardi dan Akademisi serta Peneliti Universitas Paramadina, Herdi Sahrasad itu, PWI-PD) menyerukan secara moral dan menghimbau secara profesi agar seluruh media massa ikut menyukseskan pemilu 2019 ini dengan mengedepankan aspek profesionalitas, objektivitas, menjalankan kode etik jurnalistik dan mentaati undang-undang yang berlaku.
"Kami menyerukan secara moral dan menghimbau secara profesi agar dalam melakukan pemberitaan mengenai Pemilu 2019 ini tidak bersikap partisan, mengabaikan kode etik jurnalistik dan undang-undang pers yang berlaku. Jangan pula mengabaikan objektivitas dan fakta serta mengabaikan azas keseimbangan berita," himbau Arief.
Tak Lupa PWI-PD menghimbau semua pihak, mulai dari pelaksana pemilu dari seluruh tingkatan, pengawas, aparat keamanan hingga masyakat luas untuk bersama-sama melaksanakan Pemilu 2019 secara jujur adil dan bersih , bersih dari segala kecurangan, bersih dari segala bentuk intimidasi ,bersih dari money politik serta bersih dari berbagai jenis manipulasi lainnya.
"Mari kita jadikan Pemilu 2019 benar benar sebagai pesta demokrasi yang penuh dengan kegembiraan, persaudaraan, persatuan, dan azas untuk membuktikan bahwa kita bangsa yang beradab dan mampu berdemokrasi," kata Arief.
Reporter: Syafril Amir