Tingkatkan Ekonomi Umat, Jon Erizal Berhasil Dorong Terbentuknya Bank Wakaf Mikro di Riau

Tingkatkan Ekonomi Umat, Jon Erizal Berhasil Dorong Terbentuknya Bank Wakaf Mikro di Riau

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Dalam upaya meningkatkan taraf ekonomi umat Islam di Indonesia, termasuk di Bumi Lancang Kuning, anggota Komisi XI DPR RI asal Riau, H Jon Erizal, SE, MBA, berhasil mendorong terbentuknya Bank Wakaf Mikro di pondok-pondok pesantren maupun di masjid-masjid.

Dijelaskan Jon Erizal, Bank Wakaf Mikro merupakan bank yang ditujukan langsung kepada umat Islam melalui pesantren di suatu daerah atau masjid-masjid yang dianggap mampu mengelola dana bank ini dengan baik. 


"Alhamdulillah, sejak dibukanya Bank Wakaf Mikro ini oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan), kini bank tersebut sudah berdiri di 41 pesantren maupun masjid di Jawa. Setelah Jawa, saya usulkan untuk Riau, dan alhamdulillah sudah diluncurkan dua Bank Wakaf Mikro di Riau pada 28 Maret 2019 lalu, yang dipusatkan di Pasir Pengarayan, Kabupaten Rokan Hulu. Satu bank berada Majelis Zikir Alhidayah Pasir Pengarayan, Rohul dan satu lagi di Pondok Pesantren Fajar Pelita Harapan (Fataha) Perawang, Kabupaten Siak," jelas Jon Erizal, Kamis (4/4/2019). 

Acara peluncuran bank ini dihadiri langsung Jon Erizal (anggota DPR RI Dapil Riau 1), Gubernur Riau Syamsuar, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Bupati Siak Alfedri, Sekda Rohul Abdul Haris, kepala OJK di wilayah Sumatera, di antaranya dari Riau, Sumbar, Sumut, dan Jambi. 

Selain dari kalangan pejabat, acara ini terlihat juga dipadati sekitar 10 ribu jamaah yang berasal dari Pasir Pengarayan.

"Kita memahami apa yang menjadi keinginan masyarakat Riau dan kemudian kita bisa yakinkan pusat untuk disetujui, dan segera dibawa ke Riau. Alhamdulillah, langsung Ketua Dewan Komisioner OJK datang ke Riau untuk meresmikan berdirinya bank tersebut," kata politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini. 

Dalam peresmian Bank Wakaf Mikro di Pasir Pengarayan, kata Jon, ada hal menarik disampaikan Ketua OJK Pusat, selain OJK siap mendidik SDM dan mendampingi operasional Bank Wakaf Mikro, OJK juga menyiapkan fasilitas transportasi berupa dua sepeda motor, komputer dan sistem lainnya.

Tak hanya itu, secara operasional Ketua OJK juga menyampaikan contoh kegiatan-kegiatan yang bisa didanai Bank Wakaf Mikro. Misalnya, ibu-ibu di rumah setelah mengantar anak ke sekolah, dan tidak punya kerjaan, bisa membuat goreng ikan, peyek, lempuk atau produk-produk kuliner yang ada di kearifan lokal di daerah masing-masing.  

"Produk ini akan dibeli langsung oleh OJK dan dibantu juga pemasarannya dan pola packaging (kemasan) yang menarik. Ini juga komitmen OJK. Saya selaku wakil rakyat Riau menyambut baik hal ini," kata politisi nasional kelahiran Bengkalis ini.

Sementara, sumber dana operasional Bank Wakaf Mikro ini berasal dari Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS). 

"Secara operasional tentu mereka harus didukung oleh keuangan. Untuk keuangan ini, oleh OJK disalurkan melalui LAZNAS (Lembaga Amil Zakat Nasional). Dana-dana donasi, CSR perusahaan atau dana lain, menurut OJK masuk ke LAZNAS dan LAZNAS yang menyalurkan ke bank-bank wakaf mikro," jelas Jon.

Untuk tahap awal diperkirakan disiapkan Rp4 miliar. Rp1 miliar menurut OJK disalurkan langsung ke usaha mikro masyarakat, seperti usaha pisang goreng dan banyak usaha lain yang kecil-kecil. 

Sedangkan dana yang Rp3 miliar dijadikan dana abadi dan ditempatkan di bank syariah. 

"Nanti ada bagi hasil dari bank syariah, dan dana itu diserahkan kepada koperasi untuk gaji dan dana operasional lainnya," kata Jon. 

Ke depannya target per satu Bank Wakaf Mikro ini adalah 3.000 klien atau costumer. 

Selain itu, untuk penyaluran dana kepada usaha mikro tersebut, tidak dikenakan bunga dan tanpa adanya jaminan. Hanya dikenakan biaya operasional atau administrasi yang nilainya kecil sekali. 

"Jika pinjaman 1 juta, diperkirakan cicilan hanya Rp26 ribu per minggu. Ini sangat menolong masyarakat kecil," ucapnya. 

Saat ini, kata Jon, pihaknya tengah mendorong yang lain untuk mengajukan pendirian Bank Wakaf Mikro ini. 

"Baru-baru ini di Pekanbaru, di salah satu masjid paripurna di Kecamatan Tenayan Raya, mereka mengajukan untuk pendirian Bank Wakaf Mikro dan ini akan dikaji terlebih dahulu. Target awal kita, minimal 10 Bank Wakaf Mikro berdiri di Riau," ujar Jon optimis.

Pesantren dan masjid-masjid yang mengajukan usulan, katanya, akan disurvei oleh OJK. Hasil survei tersebut, kalau layak dan dianggap bisa, maka akan dibentuklah koperasi di bawah pesantren dan masjid tersebut. 

Sejarah Bank Wakaf Mikro

Dalam peresmian Bank Wakaf Mikro di Pasir Pengarayan tersebut, Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso juga menceritakan tentang sejarah awal munculnya ide pembentukan Bank Wakaf Mikro di Indonesia.

"Sejarah terbentuknya Bank Wakaf Mikro ini berawal ketika saya ditanya oleh pak Jon Erizal saat fit and proper test calon ketua OJK di Komisi XI DPR RI pada tahun 2017 silam. Saat itu pak Jon Erizal menanyakan tentang bagaimana cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia. Waktu itu saya jawab, akan melakukan kajian tentang cara agar bisa meningkatkan ekonomi syariah," jelas Wimbon Santoso.

"Setelah terpilih, saya dan teman-teman di OJK membuat kajian. Alhasil didapat kesimpulan, sulit tumbuhnya ekonomi syariah, karena industri sudah mumpuni, dan dianggap sudah cukup. Apalagi saat itu sudah ada bank syariah, dan industri jasa keuangan lain yang non bank wilayah syariah, seperti asuransi syariah," bebernya. 

Namun demikian, kata Ketua OJK, pelaku-pelaku ekonomi syariah belum banyak berperan karena kebanyakan ekonomi umat ini ada di tataran bawah. Makanya OJK punya ide membuat Bank Wakaf Mikro. Bank ini ditujukan langsung kepada umat melalui pesantren di suatu daerah atau masjid-masjid yang dianggap mampu mengelola dana bank ini dengan baik.

Ide pembentukan Bank Wakaf Mikro ini disambut baik oleh Jon Erizal yang sebelumnya di Komisi XI DPR RI selalu mempertanyakan kenapa ekonomi syariah di Indonesia tumbuhnya sangat lambat dibanding negara lain di dunia, seperti di Inggris cepat sekali tumbuhnya. 

"Bahkan negara tetangga Malaysia yang jumlah penduduk Muslimnya lebih kecil dibanding Indonesia, pertumbuhan ekonomi syariahnya sangat cepat. Tentu ada yang salah," kata Jon.

"Alhamdulillah saat ini sudah ada 41 Bank Wakaf Mikro di Jawa, dan juga di Riau sudah terbentuk dua bank. Target kita 10 bank. Kalau ekonomi umat sudah maju semua, insya Allah Indonesia juga jadi maju," pungkas Jon Erizal.