Demam Batu Akik Masuk Rutan Rengat
RENGAT (HR)-Sejumlah penghuni Rumah Tananan Kelas II B Rengat Kabupaten Indragiri Hulu, memanfaatkan waktunya mengolah batu alam menjadi batu akik bermotif tinggi.
"Ini adalah salah satu bentuk usaha yang bisa dilakukan sehingga bisa menjadi tren tersendiri dan bekal nantinya untuk terjun ke masyarakat," kata Kepala Rutan Rengat Indragiri Hulu Gumilar Budi Rahayu, Minggu (15/3).
Gumilar mengatakan, hobi dan kegemaran memiliki batu akik sudah menjadi motivasi sendiri di lingkungan masyarakat. Demam batu akik juga merambah ke rumah tahanan. Karena itu, sejumlah penghuni rumah tahanan memanfaatkan waktunya untuk mengolah batu alam menjadi bernilai.
Menurut Gumilar, batu akik yang dinilai biasa dan diambil dari berbagai tempat saja dapat dijadikan batu cincin yang unik dan berharga. Hal itu berkat keterampilan penghuni rutan mengasah batu akik tersebut. Tak semua orang mampu melakukan itu.
"Kemampuan mengasah batu ini juga perlu diberikan apresiasi tinggi bagi penghuni Rutan Rengat, hasilnya tidak kalah dengan yang di luar sana," ujarnya.
Kepala Seksi Pelayanan Rutan Rengat Rudinur, menyebutkan virus batu akik tersebut telah merebak hingga ke dalam rutan. Awalnya, beberapa narapidana yang tertarik memiliki batu cincin. Lalu mereka mencoba mengasah batu dengan alat seadanya. "Melihat hasilnya bagus, lalu menjadikannya sebagai usaha pengisi waktu," ujar Rudinur.
Pengelola Rutan terinspirasi melihat para napi mengasah batu akik secara amatir dengan alat seadanya. Pengelola Rutan pun akhirnya memberikan fasilitas alat seperti pemotong, dinamo, dan gerinda agar bakat narapidana tersalurkan.
Perajin batu akik yang merupakan warga binaan Rutan seperti ES (24) dan MR (45), mengatakan mereka melakukan itu dengan sepenuh hati. "Kami bangga bisa berekspresi dan menyalurkan bakat," kata ES. (inh/aag