Terungkap, Kopilot Lion Air PK-LQP Ucapkan Takbir Sebelum Jatuh
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Percakapan terakhir pilot dan kopilot Lion Air PK-LQP yang jatuh pada Oktober 2018 lalu terungkap. Sang kopilot, Harvino, menyerukan takbir di detik-detik terakhir saat pesawat terus mengalami malfungsi dan terus menukik turun.
Pada November 2018 lalu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah merilis preliminary report soal kecelakaan Lion Air PK-LQP. Dalam laporan sementara itu, Digital flight data recorder (DFDR) merekam adanya hal teknis berupa perbedaan antara dua AoA (Angle of Attack) yang ada di kokpit. Belakangan juga diketahui, persoalan di Lion Air PK-LQP itu mirip dengan yang terjadi pada pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh pada awal Maret ini. Tidak ada indikasi kecelakaan disebabkan karena faktor manusia.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (20/3/2019), hal itu disampaikan oleh 3 orang sumber anonim yang mengetahui isi cockpit voice recorder (CVR) kepada Reuters. Ini adalah pertama kalinya isi CVR terungkap ke publik. Reuters sendiri tidak memiliki rekaman maupun transkrip dari isi CVR.
Tiga sumber tersebut mengatakan pilot asal India, Bhavye Suneja, terdiam di detik-detik terakhir pesawat mengudara. Sementara itu, kopilot asal Indonesia, Harvino, megucapkan 'Allahuakbar!'. Pesawat tersebut kemudian jatuh ke perairan Karawang dan menewaskan 189 orang di dalamnya.
Bagi seorang muslim ucapan takbir memang bisa dilontarkan baik dalam kegiatan sehari-hari maupun ketika ada kejadian tertentu. Ucapan ini merupakan bentuk ekspresi pengakuan kebesaran akan Allah, baik itu di momen positif maupun situasi terdesak.
Reuters telah meminta konfirmasi dari Lion Air, Boeing, hingga KNKT. Juru bicara Lion Air mengatakan semua data dan informasi telah diberikan kepada pihak yang meyelidiki serta menolak berkomentar lebih lanjut.
Boeing menolak berkomentar kepada Reuters karena investigasi sedang berjalan. Pekan lalu, Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan laporan investigasi bisa dirilis pada bulan Juli atau Agustus. Pada hari Rabu (20/3) ini, dia menolak berkomentar soal isi CVR dan mengatakan bahwa isinya belum dipublikasikan.
Kembali ke sumber-sumber Reuters, mereka menyebut pilot dan kopilot sempat panik mencari solusi ketika pesawat dalam gangguan. Pilot meminta kopilot untuk mengecek buku panduan yang berisi ceklis untuk peristiwa abnormal. Hingga di penghujung penerbangan sebelum jatuh, pilot meminta kopilot untuk menerbangkan pesawat sementara dia mengecek buku panduan untuk mencari solusi.
"Kondisinya seperti ujian, di mana ada 100 pertanyaan dan ketika waktu habis, Anda haya bisa menjawab 75 pertanyaan. Kemudian Anda panik. Ini bagaikan kondisi time-out," kata sumber ketiga Reuters.
CVR Lion Air PK-LQP sendiri ditemukan pada Januari 2019 lalu. Sebelumnya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah menerbitkan laporan awal soal kecelakaan ini pada November 2018 berdasarkan rekaman flight data recorder (FDR).