Hari Pencoblosan Dikhawatirkan Digunakan Masyarakat Pergi Liburan
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Anggota Fraksi PKB MPR RI Daniel Djohan mengkhawatirkan pada hari pemungutan suara atau pencoblosan Pemilu 2019 yang ditetapkan, hari Selasa, tanggal 17 April dimanfaatkan masyarakat untuk pergi berliburan karena sehari sebelumnya merupakan hari kejepit nasional (harpitnas).
"Hari pencoblosan itu dihadapi dengan harpitnas atau libur panjang. Ini menjadi tantangan yang mungkin cukup berat, jangan sampai masyarakat justru memilih libur panjang. Apalagi karena pemilih terbesar adalah kaum milenial. Inilah persoalan tersendiri yang hartus dijawab oleh KPU sebagai penyelenggara maupun pemerintah," kata Daniel Djohan dalam diskusi 'Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat', di Media Center, Komplek Parlemen Senayan, Senin (25/2/2019) .
Tantangan lainnya yang dikhawatirkan Daniel, hoaks yang semakin mempertentangkan antara satu warga dengan warga lainnya. Bukan memperkuat persaudaraan tetapi justru semakin memecah di antara warga.
"Hoaks ini akan mempengaruh psikologis masyarakat akan menjadi apatis. Hoaks membenturkan warga dengan warga hingga sebagian warga termakan oleh hoaks ini dan menjadi apatis terhadap politik. Ini menjadi khawatirdan saya dan peran media menjadi sangat pentingnya untuk mendorong partisipasi masyarakat," katanya.
Sedangkan Pakar Komunikasi Politik Lely Arrianie menilai partisifasi politik masyarakat itu tinggi dan hal tersebut tecermin di media sosial yang terlihat begitu bergairah mendukung calon masing-masing dan bahkan ada yang berkelahi.
"Tetapi partisifasi politik semu. Partisipasi politik itu hanya tinggi di media sosial, namun ketika sampai di bilik suara dia membeku, tidak ada sesuatu yang dilakukan untuk berpartisipasi. Jadi partisifasi politiknya semu," kata Lely.
Menurut Lely, untuk meningkatkan partisipasi pemilih tersebut adalah melalui sosialisasi soal pemilu itu sendiri, baik oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara, partai politik berserta para caleg dan tokoh masyarakat.
"Ini pengalaman saya suatu acara sosialisasi empat pilar, pemilih muda itu belajar tentang kepemiluan itu bukan dari penyelenggaraan pemilihan umum, bukan dari partai politik. Jadi parpol itu fungsi sosialisasi politik ada, tapi pendidikan politik itu masih kurang," ungkap Lely.
Reporter: Syafril Amir