Dua Lokasi Terbakar di Meranti, Tim Gabungan Masih Berjibaku Padamkan Api

Dua Lokasi Terbakar di Meranti, Tim Gabungan Masih Berjibaku Padamkan Api

RIAUMANDIRI.CO, SELATPANJANG - Kebakaran hutan dan kahan (karhutla) di Kepulauan Meranti, masih terjadi di dua lokasi. Tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, kepolisian, perusahaan dan dibantu masyarakat setempat masih berjibaku melakukan upaya pemadaman.

Kalaksa BPBD Kepulauan Meranti, M Edy Afrizal saat dihubungi Riaumandiri.co, Ahad (17/2/2019), mengatakan, tim gabungan masih melakukan pemadaman api dua lokasi yang berbeda.

"Iya, Tim kita masih berjibaku melakukan pemadaman di dua lokasi itu yakni Desa Sei Gayung Kiri Kecamatan Rangsang dan Desa Lukun Kecamatan Tebingtinggi Timur," ucapnya.


Selain itu, kata Edy, akibat musim kemarau dan berangin tentu akan menghambat upaya pemadaman di lapangan.

"Selain sulitnya sumber air, akses juga menjadi kendala kita di lapangan karena susahnya untuk memobilisasi peralatan ke lokasi kebakaran," bebernya.

Dikatakannya, meski demikian pihaknya tetap berupaya melakukan pemadaman dan pantang pulang sebelum api berhasil dipadamkan.

"Untuk di Lukun saja ada sekitar 50 personel yang standby dan terus melakukan pemadaman di sana. Sementara di Gayung Kiri ada ratusan personel. Namun kita tetap melakukan penambahan personel," jelasnya.

Penambahan personel, katanya, sebanyak satu regu sekitar 12 orang, sementara di lokasi sudah standby sekitar 150 personel di dua lokasi tersebut.

"Selain personil BPBD, TNI dan Polisi, kita juga dibantu personel dari perusahaan NSP dan SRL. Untuk NSP ada sekitar 27 orang dan SRL dibantu personil dari Kampar," katanya.

Dijelaskanya lagi, sudah seminggu tim gabungan di lapangan dan dua lokasi tersebut sangat sulit dilakukan pemadaman, terutama karhutla di Desa Gayung Kiri, Kecamatan Rangsang.

"Kalau di Rangsang ini berhadapan dengan Selat Melaka, anginnya lebih kencang ditambah lagi cuaca yang ekstrem tentu apinya lebih cepat menyebar," ujarnya.

Secara terpisah Humas PT NSP Budi kepada media menyampaikan, untuk areal masyarakat, ada di Tanah Runtuh Desa Lukun.

"Api bisa dikendalikan, untuk luasannya pihak BPBD yang tahu," ungkapnya.

"Saat ini Tim BPBD dibantu PT NSP telah menurunkan 4 unit mesin pompa, 3 mesin pompa air dan satu mesin robin untuk mengendalikan titik api di Desa Lukun," pungkas Budi.

Reporter: Azwin