Himpaudi Kerumutan Studi Banding ke TK Pertiwi Bangkinang
RIAUMANDIRI.CO, BANGKINANG - Sebanyak 45 orang pengurus Cabang Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) dan Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Kecamatan Kerumutan, Pelalawan melakukan studi banding ke TK Pertiwi Bangkinang, Kampar, Selasa (12/2/2019).
Pengurus datang lebih awal untuk menyaksikan bagaimana proses pendidikan di TK Pertiwi mulai saat anak-anak datang ke TK hingga pulang.
Mereka menyaksikan bagaimana proses penyambutan murid-murid TK Pertiwi ini oleh para guru. Setiap pagi guru-guru TK berbaris di pintu gerbang sekolah menyambut kedatangan anak-anak.
Di TK Pertiwi, anak-anak setiap pagi diajarkan mengaji (tahfiz). Anak-anak juga dilatih untuk kreatif. Untuk mendapatkan ilmu ini, pengurus Himpaudi rela berangkat dari Kerumutan pukul 12.00 malam dan tiba di Bangkinang menjelang subuh.
Setiap proses belajar di TK Pertiwi ini tidak luput dari perhatian Himpaudi Kerumutan. Kepala TK Pertiwi Bangkinang Kota Yurlanita ikut mendampingi rombongan selama kehadiran mereka di TK Pertiwi.
Ketua Himpaudi Kecamatan Kerumutan Dahlia, yang akrab dipanggil Ida mengaku bahagia bisa hadir di TK Pertiwi Bangkinang.
"Di sini ada keunggulan di mana anak-anak diajarkan tahfiz. Guru-guru kreatif, media pembelajaran memadai dan banyak kelebihan lainnya seperti bagaimana menyambut dan memperlakukan anak," katanya.
Ida mengatakan, kedatangan mereka untuk berbagi informasi guna menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana mendidik anak yang baik di PAUD dan TK.
"Kami ingin membandingkan bagaimana proses belajar di sini dengan di tempat kami, dan terus terang di sini banyak keunggulannya," kata Dahlia yang juga Kepala TK Dharma Bakti Kerumutan.
Sementara itu, Kepala TK Pertiwi Yurlanita mengaku senang dan bahagia atas kunjungan Himpaudi dan IGTKI Kecamatan Kerumutan. "Kalau kami dikunjungi, kami yakin ada sesuatu yang ada pada kami, dan kami merasa terhormat dengan kunjungan ini," sebutnya.
Yurlanita menambahkan, beberapa hari lalu pihaknya mengikuti pelatihan STEAM (sains, technology, engenering, art, and matematic). Di mana dengan sistem pembelajaran STEAM ini, anak-anak tidak dipaksa untuk menulis.
"Anak-anak dilatih dengan media yang ada. Guru hanya sebagai fasiliator. Sistem ini akan diterapkan di TK Pertiwi," ujarnya.
Reporter: Herman Jhoni