Reni Marlinawati: Karakter dan Akhlak Anak Didik Harus Dinomorsatukan
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Reni Marlinawati mengaku prihatin dan sedih atas peristiwa perisakan yang dilakukan oleh siswa kepada seorang guru di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Sebagaimana dalam video yang tersebar melalui media sosial, seorang guru di Gresik itu menjadi korban risak oleh siswa, sehingga harus ada langkah tegas untuk menghentikan praktik tersebut.
“Perisakan (bully) siswa kepada guru terulang kembali. Saya prihatin dan sedih atas peristiwa yang terjadi di Gresik tersebut. Harus ada tindakan konkret untuk menghentikan praktik tersebut,” tegas Reni dalam rilisnya, Senin (11/2/2019).
Politisi PPP ini meminta agar pemerintah daerah (pemda) setempat melakukan penelusuran penyebab perilaku siswa tersebut. "Dinas Pendidikan harus memberi perhatian serius atas peristiwa tersebut. Harus dicari akar penyebabnya, mengapa siswa memiliki adab yang tak terpuji," sebut Reni.
Menurutnya, sekolah bertanggungjawab penuh dalam pembentukan karakter anak didik. Jika sekolah memiliki komitmen kuat dalam pembentukan karakter anak didik, maka peristiwa tersebut tidak bakal terjadi. “Jika sekolah abai dalam pembentukan karakter, Dinas Pendidikan harus memberi atensi serius terhadap sekolah itu,” kata Reni.
Reni meminta pemda bersama penyelenggara pendidikan baik swasta maupun negeri lebih serius memperhatikan pembentukan karakter anak didik. "Penguatan karakter dan akhlak anak didik harus dinomorsatukan, karena pendidikan tidak hanya fokus pada kecerdasan anak didik saja," tandas legislator dapil Jawa Barat itu.
Secara terpisah Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra dari Fraksi Gerindra mengatakan, pendidikan akhlak mulia bagi anak merupakan tugas bersama dari orang tua, sekolah dan masyarakat sekitarnya.
Karena dalam kehidupan sehari-hari anak berada dalam ketiga lingkungan tersebut, sehingga pendidikan akhlak mulia di sekolah sama pentingnya dengan pendidikan karakter di rumah.
“Sekolah merupakan tempat sosialisasi yang penting dalam kehidupan siswa. Karena di sekolah anak belajar tentang berbagai peraturan, nilai-nilai dan kultur yang ada di masyarakat, sekaligus menjalankan perannya kelak sebagai orang dewasa yang berakhlak mulia,” kata Sutan.
Dikatakan, pendidikan akhlak hendaknya disesuaikan dengan tahap perkembangan berpikir anak didik. Sehingga pendidikan akhlak mulia di sekolah dapat mengokohkan minat anak didik untuk berperilaku mulia.
Walaupun pendidikan akhlak mulia di sekolah tidak diajarkan pada pelajaran akademik seperti mata pelajaran tertentu, namun pendidikan akhlak mulia sama pentingnya dengan mata pelajaran yang lain.
Karena itu katanya, perlu digiatkan dan ditingkatkan pendidikan akhlak melalui berbagai kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah, maupun kegiatan baru yang diciptakan bersama oleh siswa dan guru.
“Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih jelas mengenai pelaksanaan pendidikan akhlak mulia di sekolah, dengan harapan para siswa tidak hanya cerdas intelektualnya namun juga cerdas emosional dan spiritualnya,” tandas legislator daerah pemilihan Jambi ini.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu beredar video aksi siswa main kuda-kudaan saat jam pelajaran berlangsung di salah satu kelas di Gresik, Jawa Timur. Tak lama setelah itu, kembali viral video berdurasi 54 detik yang memperlihatkan seorang pelajar memperlakukan gurunya dengan tidak hormat.
Kejadian berawal saat guru yang sedang mengajar menegur siswa tersebut karena merokok di kelas. Tak terima, siswa yang masih duduk di bangku SMP tersebut seolah-olah menantang gurunya berkelahi dan mencengkram kerah baju pria setengah baya tersebut.
Reporter: Syafril Amir