10 Mayat Mengapung di Selat Malaka Teridentifikasi, 1 Masih Misterius
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Riau telah mengidentifikasi 10 jenazah yang sempat mengapung di sekitar perairan Selat Malaka, Bengkalis, beberapa waktu lalu. Sementara satu jenazah lagi belum diketahui identitasnya.
''Hingga kini, sudah 10 jenazah berhasil diidentifikasi,'' ujar Kepala Bidang (Kabid) Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Riau, Kombes Pol Adang Azhar, Minggu (3/2).
Dikatakan Adang, terakhir pihaknya berhasil mengungkap identitas 4 jenazah. Mereka adalah Karti Ningsih (44) asal Bondowoso, Jawa Timur (Jatim), Umar Abdullah (41) asal Aceh dan Sanrita (38) asal Sumatera Utara (Sumut), serta Indra Zulkifli (25) asal Tebing Tinggi, Sumut.
Dari data pembanding yang diterima pihaknya, ada sebanyak 18 masyarakat yang melaporkan. Namun, yang cocok dijadikan pembanding hanya sebanyak 14 data.
''Sebelumnya, kita kesulitan karena kurangnya data pembanding. Maka karena sudah ada, baru sekarang bisa kita identifikasi menggunakan data DNA,'' lanjut dia.
Kecocokan ini, kata Adhang dikarena penyesuaian dengan data yang masuk sesuai dengan bahan DNA yang diterima dari keluarga korban.
''Dari hasil tes hingga saat ini, satu jenazah yang tidak dapat diidentifikasi akan kita serahkan ke Dinas Sosial,'' imbuh Adang.
Sebelumnya, jenazah yang sudah dapat diidentifikasi adalah Mimi Dewi (32) asal Painan, Sumatera Barat (Sumbar), Ujang Chaniago (48) asal Padang, Sumbar, Marian Suhadi (24) asal Langkat, Sumut dan Paisal Ardiyanto 24 asal Tebing Tinggi, Sumut.
Lalu, Fahrurrazi (27) asal Lhokseumawe, Aceh, dan Muklis 35 asal Pesisir Selatan, Sumbar.
Sementara itu, Kasubdit Dokkes Yanmed Bidokkes Polda Riau Kompol Supriyanto mengatakan, satu jenazah yang sulit diidentifikasi dikarenakan kondisi jenazah yang sangat sulit dikenali.
''Ditambah lagi, dari masyarakat yang melapor. Tidak ada kecocokan,'' ungkap Supriyanto.
Dari empat total jenazah yang diidentifikasi terakhir, tiga jenazah akan dibawa ke kampung halaman masing-masing. Pihak keluarga sudah menyatakan akan menjemput jenazah korban.
''Untuk jenazah Karti Ningsih dari hasil permintaan keluarga, diminta di makamkan di Pekanbaru. Alasannya faktor biaya dan waktu,'' imbuh Supriyanto.
Terpisah Kasubdit PID Polda Riau, AKBP Ramlan mengatakan, dalam perkara ini pihaknya telah menetapkan dua orang sebagai tersangka. Mereka adalah Jamal (38) dan Hamid alias Boboi (31). Keduanya merupakan warga Jalan Alohong, Desa Cingam, Kecamatan Rupat, Bengkalis.
Nahkoda dan awak kapal yang selamat usai dibantu oleh Kapal MV Indomal itu, diduga sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tragedi yang menewaskan belasan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) itu.
Kini kedua tersangka yang sudah diamankan, berkas perkara telah dilimpahkan ke pihak Kejaksaan atau tahap. "Jadi kita tinggal menunggu pemeriksaan dari pihak Kejaksaan,'' sebut Ramlan.
Sementara itu, terhadap upaya pencarian sisa jenazah tersebut, Ramlan menegaskan pihaknya sudah menghentikan pencarian. ''Untuk upaya pencarian sudah kita hentikan,'' pungkas Ramlan.
Untuk diketahui, penemuan mayat korban kapal tenggalam itu berawal, 24 November 2018 siang. Dimana seorang nelayan mendapat sesosok mayat pria di Perairan Rupat Utara. Mayat itu selanjutnya dievakuasi dan dilakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai.
Beberapa harinya kemudian, Polres Bengkalis menerima informasi dari masyarakat terkait penemuan tiga mayat oleh nelayan yang tengah menjaring iklan di Perairan Bantan. Ketiga mayat itu berjenis kelamin, dua laki-laki dan satu perempuan.
Selanjutnya, pada Jumat, 30 November 2018, seorang nelayan kembali menemukan sesosok mayat perempuan tanpa identitas. Berselang satu hari, nelayan bersama kepolisian dan Basarnas menemukan empat mayat.
Tiga di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan satu perempuan diketahui bernama Maya Karina. Namun, hal ini belum bisa dipastikan. Karena identitas ditemukan petugas belum tentu milik yang bersangkutan.
Reporter: Dodi Ferdian