Setelah Lalui Proses Panjang, Akhirnya Aras Mulyadi Dilantik Jadi Rektor UR
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Prof Dr Ir Aras Mulyadi akhirnya dilantik sebagai Rektor Universitas Riau (UR) periode 2018-2022. Pelantikan Aras Mulyadi dilakukan langsung oleh Menristekdikti, Prof Mohamad Nasir, Kamis (20/12) di Jakarta.
Perjalanan Aras Mulyadi menjabat Rektor UR untuk yang kedua kalinya ini tidaklah mulus. Pada Juni lalu Aras terpilih menjadi bakal calon (Balon) kuat Rektor UR bersama dua orang lainnya, yakni Dr Deni Efizon dan Dr Zulkarnain.
Dia meraih 43 suara senat UR, sementara Deni dan Zulkarnain masing-masing dapat delapan dan satu suara. Ketiga nama itu direkomendasikan ke Menristekdikti agar dapat dipilih menjadi Rektor.
Pemilihan Rektor UR kali ini memang melalui jalan panjang, berliku dan sedikit membingungkan. Tiga bulan sebelum masa jabatan Aras Mulyadi sebagai rektor habis, pada 9 September lalu, panitia sudah mengirimkan tiga nama bakal calon rektor pilihan senat ke Menristekdikti untuk disahkan sebagai calon, kemudian dipilih.
Namun bulan berganti bulan, Menteri tak juga memilih salah satunya. Pemilihan yang sedianya dilakukan 11 Juli ditunda dengan alasan ketiga calon masih diteliti rekam jejaknya.
Pemilihan berikutnya yang dijadwalkan 16 Agustus, juga ditunda tanpa alasan yang jelas. Sampai akhirnya jabatan Aras sebagai rektor habis pada 9 September, dan Menteri menunjuk Dr Agus Indarjo dari Jakarta sebagai pelaksana tugas (Plt) Rektor UR.
Kemudian, Rabu 5 Desember lalu, Senat UR atas petunjuk Jakarta, kembali menggelar pemilihan, dihadiri 50 dari 52 anggota Senat UR. Tapi, sesaat menjelang acara dimulai, Ketua Prof Adel Zamri mendapat arahan dari Jakarta agar pemilihan ditunda lagi. Pada hari pemilihan itu, Plt Rektor UR Agus Indarjo dan Dirjen Ali Ghufron Mukti yang mewakili Menristekdikti juga tak jadi datang.
Pemilihan final baru dilakukan lima hari kemudian, 10 Desember. Saat itu Prof Aras Mulyadi kembali menang telak, meraih 67 suara. Sementara Dr Deni Efizon hanya 11 suara, dan Dr Zulkarnain tetap satu suara.
Tambahan suara Aras dan Deni diperoleh dari suara Menteri yang seluruhnya berjumlah 27 suara atau 35% dari total suara anggota Senat UR yang hadir yaitu 52 orang. Dalam artian, dari 27 suara Menteri, terdistribusi ke Aras 24 suara dan ke Deni 3 suara.
Barulah sepuluh hari kemudian, yaitu hari ini, Kamis 20 Desember, Prof Aras Mulyadi DEA dilantik Menristekdikti menjadi Rektor UR untuk kedua kalinya.
Usai dilantik, Aras mengatakan dia segera akan bekerja untuk menggapai berbagai target universitas yang selama ini sudah disusunnya. Apalagi saat ini Indonesia sedang berada di era revolusi industri 4.0. “Jadi kita tak bisa main-main lagi. Harus bekerja keras mewujudkan universitas yang terkemuka,” katanya.
Menurut Menristekdikti, Mohamad Nasir saat melantik, perguruan tinggi dituntut untuk bisa menciptakan kreasi dan inovasi terbaru untuk menetapkan target-target yang akan dicapai dan terus ditingkatkan setiap tahunnya demi kemajuan universitas dan pendidikan tinggi.
“Akreditasi institusi maupun akreditasi program studi adalah salah satu tolsk ukur keberhasilan suatu kinerja perguruan tinggi. Pada tahun 2019 Badan BAN-PT mengubah instrumen akreditasi perguruan tinggi dari awalnya hanya berbasis input dan proses menjadi lebih luas dengan memasukkan komponen output dan outcome,” jelas Menteri.
“Oleh karena itu, pimpinan perguruan tinggi harus mulai menata dan membuat target output dan outcome yang akan dicapai perguruan tingginya sehingga dapat meningkatkan nilai akreditasinya,” tambahnya.