Bamsoet: Mungkin Rakyat Sudah Jenuh Melihat Pencitraan
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) masuk dalam '10 Tokoh Politik dengan Branding Otentik' versi Polaris Data and Story Lab. Bamsoet mengapresiasi hasil riset analisa big data dari lembaga tersebut.
"Sebenarnya saya tidak melakukan branding apapun. Di media sosial, saya selalu posting apa adanya. Tidak menjadi orang lain yang dibungkus berbagai pencitraan. Jadi antara di media sosial dan di kehidupan sehari-hari, tidak ada perbedaan. Tidak ada yang dilebihkan, tidak ada yang dikurangi," ujar Bamsoet saat menjadi narasumber 'Tren 2018: Branding Otentik Tokoh Politik', di Jakarta, Kamis, (20/12/18).
Melihat data yang disajikan Polaris Data and Story Lab, Bamsoet bersyukur jika netizen ternyata menyambut positif berbagai postingannya di berbagai media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan lainnya.
"Mungkin rakyat sudah jenuh melihat pencitraan dari orang lainnya, makanya mereka menyukai postingan saya yang apa adanya," canda Bamsoet.
Bamsoet mencatat ada beberapa topik yang menjadi perhatian netizen terhadap dirinya. Antara lain kepemimpinan sebagai Ketua DPR RI, Pilpres 2019, dan penolakan terhadap LGBT. Dan, tentu saja yang paling banyak dicari adalah tentang kemapanan dan kehidupan pribadi.
"Dari dulu saya tidak pernah menutup-nutupi. Kenapa harus pura-pura sok tidak punya apa-apa?. Justru sebelum menjadi pejabat publik, seseorang harus mapan terlebih dahulu. Sebagai pejabat publik, sikap merakyat itu bukan ditunjukan dengan pura-pura tidak punya apa-apa, melainkan dengan menunjukan kinerja dan peran sebagai pejabat publik," tutur Bamsoet.
Melalui media sosial, Bamsoet ingin membagi cerita kepada para netizen. Tentang berbagai hal yang dilakukan, baik sebagai pejabat publik, sebagai kepala keluarga, sebagai ayah, maupun sebagai pribadi seperti kebanyakan orang.
"Media sosial itu tidak ubahnya seperti sebuah lahan. Terserah kepada para penggunanya, mau menanam padi, jagung, buah-buahan atau justru mau menanam semak belukar. Saya mengajak para netizen, terutama generasi millenial, marilah tanam yang baik-baik di media sosial, sehingga kita bisa memanen yang baik pula," terang Bamsoet.
Dia menyakini penggunaan media sosial untuk meningkatkan citra suatu institusi bisa berjalan efektif. Terlebih, saat ini pengguna smartphone di Indonesia mencapai 160 juta orang. Tak hanya itu, pengguna media sosial aktif di Indonesia mencapai 130 juta orang
dengan rata-rata berselancar antara 23 menit hingga 3 jam setiap harinya.
"DPR RI juga memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan citra DPR RI di mata publik. Salah satunya melalui aplikasi DPR Now! dimana masyarakat bisa mengetahui kegiatan para anggota dewan secara real time. Selain juga bisa memberikan aspirasinya secara online, tanpa harus datang ke gedung DPR RI," urai Bamsoet.
Reporter: Syafril Amir