16 WNI Ditangkap di Turki
Kisah tentang hilangnya 16 orang Warga Negara Indonesia di Turki, memasuki babak baru. Hal itu setelah aparat keamanan menangkap 16 orang Indonesia saat berada di perbatasan Suriah.
Namun aparat Mabes Polri memastikan, mereka yang ditangkap tersebut bukanlah mereka yang hilang saat wisata dengan agen travel Smailing Tour. Sedangkan dugaan keterkaitan mereka dengan kelompok radikal ISIS, sejauh ini masih didalami.
Terkait hal itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Tedjo Edhi Purdijatno mengatakan, dari 16 WNI yang ditangkap tersebut, kebanyakan adalah anak-anak yang berjumlah 11 orang. Sementara lima orang lainnya adalah orang dewasa.
"Ada 1 laki-laki, 4 perempuan, dan 11 anak-anak," kata Tedjo di Istana Kepresidenan, Kamis (12/3).
Tedjo menjelaskan, seluruh identitas para WNI yang ditahan itu sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas yang digelar Kamis siang kemarin.
Ditambahkannya, pihaknya kini masih mendalami jalur yang diambil 16 WNI itu hingga sampai ke Turki. Yang pasti, kata dia, dari 16 orang itu hanya 5 orang yang menggunakan paspor. Sementara 11 orang lainnya, diduga Tedjo, adalah anak-anak yang berangkat bersama orang tuanya.
Kasus baru
Sementara itu, Wakapolri Komjen Badrodin Haiti memastikan 16 WNI yang ditahan tersebut adalah kasus baru. Karena mereka bukanlah 16 WNI yang dilaporkan hilang saat melakukan tur ke Turki beberapa waktu lalu. Menurutnya, 16 WNI yang hilang saat melakukan tur ke Turki, sejauh ini belum ditemukan.
"Dua-duanya 16 ini. Jadi pertama, 16 yang pakai Smailing Tour, dan sekarang ada 16 lagi," terangnya.
Sedangkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, menerangkan, ke-16 WNI tersebut terdiri dari tiga keluarga. Rute yang mereka tempuh untuk menuju Suriah biasa digunakan para simpatisan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Meski demikian, belum dapat dipastikan apakah ke-16 WNI itu hendak bergabung dengan ISIS.
Lamongan, Ciamis dan Bandung
Terkait penangkapan 16 WNI tersebut, mereka diduga berasal dari Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Mereka berinisial Ririn (perempuan) dan tujuh anaknya yaitu QMH, NS, JFN, IW, ANI, ARR, dan AU. Dua lainnya berinisial Tiara dan SHK (anak Tiara).
Sumber itu juga menyebutkan, terdapat satu keluarga asal Ciamis, Jawa Barat, yang terdiri dari pasangan suami istri dan dua orang anak. Mereka adalah Stanzah, Ifah (istri DS), serta Is dan AM. Keduanya adalah anak dari Stanzah dan Ifah.
Adapula Ihsan yang juga berasal dari Ciamis. Namun tidak dijelaskan apakah Irsan merupakan keluarga dari Stanzah. Sementara seorang lainnya adalah Aisyahnaz, dia berasal dari Bandung, Jawa Barat. (bbs, kom, dtc, sis)