Edukasi Anti Hoax di Riau, SPS, PWI, IJTI dan AJI Sambangi Tiga Sekolah
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Konstituen Dewan Pers yang ada di Riau, yakni Serikat Perusahaan Pers (SPS) Riau, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Riau dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pekanbaru, bersama-sama menggelar Gerakan Anti Hoax Goes to School di tiga sekolah sekaligus pada Kamis (13/12/2018) lusa.
Ketiga sekolah yang akan dituju untuk edukasi dan sosialisasi anti hoax adalah SMA Al Huda Jalan Subrantas Panam Pekanbaru, SMK Nasional Al Huda dan MTs Al Huda.
"Sebelumnya, konstituen Dewan Pers di Riau sudah melakukan edukasi dan sosialisasi di dua SMAN, yakni SMAN 13 Pekanbaru dan SMAN 7 Pekanbaru," jelas Ketua SPS Riau H Zulmansyah Sekedang, Selasa (11/12/2018).
Disebutkan Zulmansyah, yang sehari-hari juga Ketua PWI Riau, kegiatan konstituen Dewan Pers di daerah yang diinisiasi dan dikerjakan bersama-sama antara SPS, PWI, IJTI dan AJI, baru di Provinsi Riau yang pernah terwujud. "Dalam sejarah Indonesia, konsituen dewan pers di daerah yang kompak bersama-sama mengerjakan edukasi dan sosialisasi baru di Riau. Di luar Riau, rasanya belum ada," jelas Zulmansyah.
Khusus acara Gerakan Anti Hoax Goes to School di tiga sekolah di bawah Yayasan Al Huda, diagendakan akan menampilkan narasumber dari konstituen Dewan Pers, yakni Ketua PWI Riau H Zulmansyah Sekedang dengan materi "Hoax: Ketika Fiksi Dijadikan Fakta", Ketua AJI Pekanbaru Firman Agus dengan materi "Saring Sebelum Sharing" dan Ketua IJTI Riau Perasmadino dengan materi "Literasi Digital: Peran Penting Generasi Milenial Melawan Hoax" serta AKBP Jhon Ginting dari Polda Riau dengan materi "Bahaya dan Sanksi Hukum Penyebar Hoax".
Zulmansyah juga menyebutkan maksud dan tujuan dari hajatan Gerakan Anti Hoax ada empat hal. Pertama menambah wawasan dan pengetahuan siswa-siswi generasi milenial terhadap hoax serta dampaknya secara sosial dan hukum. Kedua, memberikan cara jitu kepada siswa untuk mengenali hoax, mengenali dan mencegah serta melawan hoax yang terjadi di kalangan siswa-siswi generasi milenial dan ketiga meningkatkan kesadaran dan rasa tanggungjawab sosial generasi milenial untuk ikut mencegah dan melawan hoax.