Indonesia Terbanyak Kedua Kirim Jamaah Umrah ke Arab Saudi
RIAUMANDIRI.CO, JEDDAH - Indonesia merupakan negara pengirim jamaah haji terbanyak di dunia, tetapi posisi serupa tidak terjadi pada pengiriman jamaah umrah. Kerajaan Arab Saudi melansir Indonesia berada di posisi kedua terbanyak untuk urusan pengiriman jamaah umrah.
Dilansir dari Saudi Gazette pada Ahad (9/12/2018), data Kementerian Haji dan Umrah Saudi melansir jumlah visa umrah yang dikeluarkan Kerajaan Saudi per 6 Desember lalu. Data itu menyebutkan, sejumlah negara Asia mempertahankan posisi teratasnya dalam hal jumlah jamaah umrah.
Pakistan tetap berada di daftar teratas dengan total 426.969 jamaah yang tiba sejak musim dimulai atau tiga bulan lalu. Indonesia menempati posisi kedua dengan 256.677 jamaah. Kemudian, posisi ketiga ditempati India dengan 210.841 jamaah.
Kerajaan Saudi telah mengeluarkan total 1.723.749 visa umrah ke berbagai negara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.348.161 jamaah sudah tiba di Saudi. Sebanyak, 1.029.951 sudah kembali ke tanah air masing-masing.
Saat ini, sebanyak 318.210 jamaah masih berada di Kerajaan. Perinciannya, sebanyak 224.095 jamaah berada di Makkah dan 94.115 jamaah di Madinah.
Ibadah haji dan umrah memainkan peran penting dalam industri pariwisata Arab Saudi. Pemerintah bertujuan menarik 15 juta pengunjung haji dan umrah setiap tahun pada 2020, dan 30 juta jamaah pada 2030.
Data mingguan itu juga merilis jumlah orang Saudi yang bekerja dengan perusahaan umrah dan institusi. Sebanyak 8.899 karyawan Saudi, termasuk 7.432 pria dan 1.467 wanita bekerja di sektor ibadah umrah.
Para pekerja itu disiapkan untuk menjangkau jamaah asal Asia, termasuk pedagang, petugas paspor dan petugas kesehatan di kota-kota suci dan Jeddah. Para petugas berbicara dalam bahasa Urdu, Indonesia, dan bahasa-bahasa Asia lainnya.
Kementerian Haji dan Umrah Saudi menyebut, beberapa waktu belakangan, ada minat luar biasa untuk belajar Bahasa Indonesia. Sebab, bahasa tersebut menjadi alat komunikasi utama yang digunakan jamaah asal Indonesia.
Kementerian juga merilis data jamaah umrah dari sejumlah negara, seperti 78.575 warga Malaysia, 70.303 warga Yaman, 39.985 warga Aljazair, 34.455 warga Turki, 29.852 warga Emirat, 27.169 warga Bangladesh, dan 20.136 warga Yordania.
Indikator mingguan diluncurkan untuk memungkinkan pihak berwenang melacak jumlah jamaah yang datang ke Kerajaan. Selain itu, data juga menjadi ajang menyiapkan layanan berkualitas tinggi.
Indikator itu berfokus pada empat aspek utama, yaitu jumlah visa yang dikeluarkan, jumlah total jamaah yang tiba di Kerajaan melalui udara, darat, dan laut. Kemudian, jumlah jamaah yang berada di Makkah dan Madinah, serta jumlah jamaah yang meninggalkan Kerajaan setelah menyelesaikan ritual umrah.